CNN Indonesia
Kamis, 17 Okt 2024 05:28 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) mengajukan permohonan pada AFC agar lokasi pertandingan melawan Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 dipindah ke negara lain.
Harapan Bahrain melawan Timnas Indonesia di negara lain tertuang dalam pernyataan resmi yang dirilis dalam media sosial BFA pada Rabu (16/10).
Laga Indonesia vs Bahrain dijadwalkan berlangsung pada 25 Maret 2025 yang merupakan bagian dari matchday kedelapan Kuaifikasi Piala Dunia 2026, namun BFA menilai pertandingan tandang ke Indonesia mengancam keselamatan anggota tim nasional mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini terkait dengan 'serangan' ke akun media sosial, situs asosiasi, serta sistem korespondensi Bahrain setelah laga Bahrain vs Indonesia, Selasa (10/10). Netizen Indonesia melakukan hal tersebut lantaran gemas dengan kontroversi dalam laga yang dipimpin wasit Ahmed Al Kaf tersebut.
BFA pun mengeluarkan empat poin pernyataan, yang salah satunya meminta pemindahan lokasi pertandingan Indonesia vs Bahrain pada tahun depan.
"Sejalan dengan keinginan Asosiasi Sepak Bola Bahrain dalam memastikan keselamatan para anggotanya, terutama anggota tim nasional, asosiasi tersebut sedang dalam proses menghubungi FIFA dan AFC untuk memberi tahu mereka tentang perilaku yang tidak dapat diterima yang telah dilakukan oleh Asosiasi Sepak Bola Bahrain. sasaran, serta kampanye ancaman, kata-kata hinaan dan pencemaran nama baik yang dapat mempengaruhi keselamatan anggota tim nasional saat bertanding di ibu kota Jakarta."
"Asosiasi akan mengajukan permintaan untuk memindahkan pertandingan dari Indonesia untuk menjaga keselamatan tim nasional, karena ini adalah prioritas utama mereka, terutama karena FIFA dan AFC sangat memperhatikan keselamatan tim yang berpartisipasi dalam kompetisi mereka," demikian bunyi poin kedua dari pernyataan resmi BFA.
Sementara pada poin pertama BFA menyampaikan kecaman keras atas perilaku tak bertanggung jawab suporter Timnas Indonesia melalui dunia maya.
Kemudian pada poin ketiga BFA mengungkapkan rasa terkejut atas berbagai ancaman pembunuhan yang diterima anggota tim di akun media sosial.
Sedangkan poin terakhir yang disampaikan Bahrain adalah pernyataan menggandeng organisasi internasional, hak asasi manusia, keagamaan, juga media sebagai saksi atas potensi risiko yang dialami.
(nva/nva)