
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai respons istana terhadap intimidasi penulis kolom detik setengah hati.
“Respons istana melalui kepala kantor komunikasi kepresidenan, Hasan Nasbi, tentang intimidasi yang dialami penulis kolom Detik[dot]com, terlihat setengah hati,” kata Saidiman dikutip dari unggahannya di X, Rabu (28/5/2025).
Respons Hasan Nasbi tersebut, dinilai Saidiman tak subtansif. Tidak memberikan rasa aman pada warga.
“Respons juru bicara istana itu tidak menyentuh substansi persoalan, yakni tentang rasa aman warga untuk mengemukakan gagasan dan melakukan kritik,” ujarnya.
“Istana justru terkesan sekadar klarifikasi atas isu tentara aktif menjabat posisi jabatan sipil,” tambahnya.
Di sisi lain, dalam subtansi opini yang ditulis pun tak disinggung. Itu dianggap menunjukkan istana tak peduli dengan merit system.
“Lebih jauh, istana juga terlihat tidak peduli dengan merit system yang mungkin terciderai oleh perpindahan sekonyong-konyong seorang perwira militer ke jabatan sipil. Berhenti dari dinas militer satu hal, kompetensi adalah hal lain,” ucapnya.
“Apakah seorang perwira militer memiliki kompetensi menduduki jabatan sipil?” sambungnya.
Secara umum, ia menilai sikap istana menunjukkan negara tak sensitif pada isu kebebasan.
“Semua ini menunjukkan negara tidak sensitif pada isu kebebasan dan keamanan warga dan profesionalitas penyelenggaraan negara,” pungkasnya.
“Lawan intimidasi! Tegakkan profesionalitas pejabat! Wujudkan merit system dengan sungguh-sungguh,” tambahnya.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: