Pakar BRIN: Bibit 91S Potensi Berubah Jadi Siklon Tropis

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap Bibit Siklon Tropis 91S berpotensi berubah jadi siklon tropis. Sejumlah daerah diprediksi bakal terdampak.

Bibit Siklon Tropis 91S terpantau aktif di Samudra Hindia sebelah barat Provinsi Lampung. Bibit siklon ini pertama terbentuk pada 7 Desember lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bibit badai tropis pertama, dengan identifikasi 91S, terbentuk di perairan dekat Sumatra dan dikategorikan berpotensi sedang/medium untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan," kata Erma saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/12).

Erma mengatakan karena sistem badainya tampak terus membesar dan ada potensi bergabung dengan bibit badai yang ada di bagian barat Samudra Hindia, wilayah terdampak akan mencakup daerah yang luas di pesisir barat Sumatra, membentang dari Subulussalam hingga pesisir barat Lampung.

"[Dampaknya] berupa hujan persisten yang bisa meningkat intensitasnya secara tiba-tiba terutama untuk wilayah Padang hingga Bengkulu," lanjut dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya juga memepringatkan dalam 24 jam ke depan, Bibit SIklon Tropis 91S diperkirakan bergerak mendekati daratan Sumatra. Kemudian pada 36 hingga 72 jam ke depan, diprediksi akan berbelok arah menuju barat daya menjauhi Sumatra.

"Perlu diwaspadai intensitas hujan pada tanggal 11, 12, dan 16 Desember akibat pengaruh dari Bibit Siklon Tropis 91S. Tapi, mohon tetap tenang, waspada, dan menjaga kesiapsiagaan karena potensi bibit siklon ini tumbuh menjadi siklon tropis ke daratan dalam kategori rendah," kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam keterangannya, Rabu (10/12).

Menurut BMKG sejumlah daerah di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat imbas Bibit Siklon Tropis 91S.

Berdasarkan analisis BMKG, Bibit Siklon Tropis 91S terbentuk pada 7 Desember pukul 07.00 WIB di wilayah Samudra Hindia barat daya Lampung. Pada Rabu (10/12) pukul 07.00 WIB, pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 91S terdeteksi di sekitar 4.9°LS 96.1°BT dan masih berada di dalam Area of Responsibility (AoR) TCWC Jakarta.

Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem tekanan rendah ini sekitar 20 knot atau 37 km/jam terpantau di sebelah utara sistem, dengan tekanan minimum sekitar 1008 hPa.

Berdasarkan pengamatan citra satelit, BMKG mengatakan awan konvektif terpantau cenderung persisten dengan kecenderungan sedikit meningkat.

Namun sebaran awan disebut masih bersifat sporadis dan meluas ke utara sistem serta belum membentuk area deep convection yang simetris dan melingkari pusat sirkulasi.

"Hal ini mengindikasikan bahwa konveksi di sekitar sistem masih fluktuatif dan belum sepenuhnya terorganisasi," kata BMKG dalam analisisnya.

Berdasarkan analisis angin per lapisan, pada lapisan permukaan hingga 850 hPa, pola sirkulasi siklonik tampak melebar ke arah timur dari pusat sistem.

Sementara pada lapisan 700-500 hPa, pola sikulasi tidak lagi jelas dan lebih menyerupai belokan angin, dan pada lapisan 200 hPa terlihat adanya area divergensi di lapisan atas di sekitar pusat sirkulasi,meskipun aliran anginnya yang relatif lemah bergeser lebih ke arah timur laut.

Aktivitas Bibit Siklon Tropis 91S turut didukung oleh aktifnya gelombang Equatorial Rossby di wilayah sistem berada dan gelombang low frequency yang secara spasial berada di sebelah timur pusat sirkulasi.

Selain itu, 91S juga didukung kondisi sistem yang tengah berada di wilayah dengan suhu muka laut yang hangat (29-30 derajat Celcius), vortisitas yang mendukung meskipun belum terlalu kuat, divergensi lapisan atas yang menguat, serta kelembapan udara yang relatif cukup basah dan mendukung pada setiap lapisan di sekitar pusat sistem.

Selain Bibit Siklon Tropis 91S, aspek klimatologis memperkirakan curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (200-500 mm/bulan) terjadi di Tapanuli, Nias, Langkat, Mandailing Natal, dan Labuhan Ratu pada Desember. Selanjutnya, pada Januari 2026, curah hujan cenderung menurun dan menjadi kategori menengah hingga tinggi di Tapanuli Tengah, langkat, Mandailing Natal, dan Padang Lawas.

(wpj/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi