
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara dan aktivis, Dandhy Dwi Laksono, merespons pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal keberadaan LSM yang disebut dibiayai oleh pihak asing untuk memecah belah bangsa.
Dalam unggahan di akun Instagram miliknya, @dandhy_laksono, ia menampilkan tangkapan layar berisi pidato Presiden Prabowo.
"Ada pihak asing biayai LSM untuk adu domba kita )Pidato Presiden Prabowo, 2 Juni 2025)," tertulis pada tangkapan layar tersebut.
Tak tinggal diam, Dandhy menyematkan kalimat menohok dalam unggahan tersebut. Ia juga memberikan bukti bahwa pemerintah yang justru mendapatkan suntikan dana dari asing dalam jumlah fantastis.
"Bocoran dokumen dan info A1," kata Dandhy (3/6/2025).
Ungkapan tersebut jelas bukan tanpa maksud. Dandhy yang dikenal melalui film dokumenter Dirty Vote dan kerap mengkritisi relasi kuasa serta kebijakan pemerintah yang diduga menyindir bahwa banyak LSM memang menerima bantuan internasional, namun tidak semuanya patut dicurigai sebagai aktor pengadu domba.
Dalam konteks masyarakat sipil, tidak sedikit organisasi non-pemerintah (NGO) yang bergerak di bidang hak asasi manusia, lingkungan hidup, pendidikan, dan kesehatan memang mendapatkan dukungan internasional karena minimnya pendanaan domestik untuk sektor tersebut.
Pernyataan Presiden Prabowo pun menuai polemik. Sebab dianggap bahwa narasi seperti itu bisa menjadi alat delegitimasi terhadap kerja-kerja kritis masyarakat sipil.
Seperti diketahui, di tengah tudingan terhadap warga sipil dan komunitas masyarakat yang sering dianggap "anti-negara" saat menerima bantuan dari luar negeri, ironi mencuat saat data menunjukkan bahwa justru pemerintah Indonesia secara rutin dan aktif menerima aliran dana.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: