
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi angkat suara. Terkait tuntutan Ojek Online (Ojol).
Ia menceritakan bagaimana perjalanan hingga adanya Ojol. Dari sebelumnya hanya ojek pangkalan.
Awal adanya Ojol, kata dia, para Ojol takut menjemput penumpang. Sampai tidak menggunakan jaket Ojol.
“Awal-awal ojek online, ketika menjemput penumpang, dia tidak pakai jaket ojek online, dia pakai baju biasa karena takut diusir sama ojek pangkalan,” kata Teddy dikutip dari unggahannya di X, Senin (26/5/2025).
Seiring waktu, kondisi tersebut berubah. Para ojek pangkalan mulai bergabung dengan Ojol.
“Tapi lama kelamaan tidak bisa menahan yang namanya kemajuan, ojek pangkalan akhirnya gabung menjadi ojek online,” terangnya.
Karenanya, Teddy meminta para Ojol bekerja sama dengan aplikator.
“Makanya ojek online harus bekerja sama dengan aplikator, karena dengan adanya aplikator, maka ada ojek online,” tambahnya.
Sebelumnya, para Ojol di berbagai daerah melakukan unjuk rasa besar-besaran. Pada Selasa 20 Mei 2025.
Ada lima tuntutan yang dilayangkan, Pertama, pertama meminta Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memberikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi yang melanggar regulasi, yaitu Permenhub PM Nomor 12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022.
Kedua, mendesak Komisi V DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan yang melibatkan Kemenhub, asosiasi pengemudi, dan pihak aplikator.
Ketiga, tuntutan agar potongan aplikasi maksimal hanya sebesar 10 persen. Keempat, meminta adanya revisi terhadap tarif penumpang dan penghapusan program-program seperti aceng, slot, hemat, dan prioritas yang berdampak merugikan pengemudi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: