Pendakwah kondang, Gus Hilmi Firdausi
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gus Hilmi Firdausi kembali bicara terkait polemik bandara ilegal di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali.
Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Qur’an Assa’adah itu menyinggung soal keadilan yang dinilai semakin sulit didapat.
Terutama ketika pemerintah dan aparat penegak hukum tampak tak kunjung bergerak tegas menindak persoalan bandara yang disebut beroperasi tanpa kehadiran negara itu.
“Apa sebegitu sulit mencari keadilan di negeri ini lewat aparat penegak hukumnya?," ujar Gus Hilmi di X @hilmi28 (26/11/2025).
Ia juga menyindir kondisi ketika publik merasa harus menunggu intervensi Presiden agar persoalan bisa dituntaskan.
Contohnya, kasus yang menjerat nama Ira Puspadewi, dua guru asal Sulsel, hingga Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto.
“Apa Presiden harus selalu turun tangan menyelesaikan vonis yang merusak rasa keadilan masyarakat?," sesalnya.
Tidak berhenti di situ, Gus Hilmi turut menyinggung fenomena yang makin sering terjadi belakangan ini, di mana kasus hukum baru mendapat perhatian setelah viral di media sosial.
“Apakah harus selalu no viral no justice?," tandasnya.
Sebelumnya, Faizal Assegaf, ikut memberikan komentarnya terkait bandara ilegal yang diungkap Menhan, Sjafri Sjarifuddin, di Morowali.
Dikatakan Faizal, ada sesuatu yang aneh.
Sebab, delapan bulan lalu, KSAD TNI, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menutup program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 Kodim 1311/Morowali di Kabupaten Morowali.
Dikatakan Faizal, sepulang dari Morowali, Maruli tidak membawa kabar seperti yang disampaikan Sjafri baru-baru ini.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































