
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali angkat suara terkait dugaan korupsi jumbo di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mencuat ke publik.
Said Didu menyebut bahwa kasus ini berpotensi menyeret sejumlah pihak berpengaruh, bahkan mendekati pusat kekuasaan yang selama ini berada di lingkaran Presiden Joko Widodo.
“Agar publik tahu bahwa korupsi ini ada dua,” kata Said Didu di X @msaid_didu (2/6/2025).
Ia menjelaskan, poin pertama adalah terkait pengadaan perangkat lunak (software) senilai Rp3,9 triliun yang diduga dikendalikan langsung oleh Kemendikbud saat dipimpin Nadiem Makarim.
“Kedua, pengadaan hardware senilai Rp6,0 triliun dikendalikan atau diarahkan oleh menteri yang selama Presiden Jokowi menjadi sangat berkuasa,” lanjutnya.
Atas dasar itu, Said Didu menyerukan agar publik turut mengawal jalannya pengusutan kasus yang disebutnya dapat mengarah ke lingkaran elit kekuasaan.
“Mari kawal kasus ini karena sepertinya akan mengarah ke pusat kekuasaan,” tegasnya.
Dugaan korupsi di sektor pendidikan ini sontak memantik perhatian luas masyarakat mengingat besarnya anggaran yang terlibat.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung kembali menangani sebuah kasus besar terkait dugaan korupsi dalam proyek pengadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk periode 2019-2023.
Proyek pengadaan laptop yang terjadi di masa kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim ini menghabiskan dana sebesar Rp9,9 triliun.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: