Pada gelaran Piala Thomas 2004, Victor Hartono datang dengan penuh percaya diri menonton pertandingan di Istora Gelora Bung Karno. Victor besar di lingkungan bulu tangkis dan ia tumbuh sebagai saksi hidup betapa hebatnya Indonesia di level dunia.
Dalam benak Victor Hartono, Indonesia adalah sosok jagoan. Tak mengenal kata kalah.
Namun, Indonesia yang bermain di hadapan pendukungnya sendiri kala itu tumbang di babak semifinal. Kekalahan yang membuat Victor Hartono benar-benar terpukul.
Pukulan telak itu tidak lantas membuatnya terjungkal, tapi justru jadi titik balik bahwa ia harus segera bergerak. Keesokan hari, Victor langsung mengumpulkan orang-orang di PB Djarum.
Ia sampai pada keputusan bahwa PB Djarum harus berbuat sesuatu agar kondisi gawat tak makin berakar kuat.
Tiga puluh lima tahun sebelumnya, PB Djarum berdiri. Saat itu, Robert Budi Hartono, ayah Victor Hartono, adalah sosok yang punya peran penting di balik berdirinya klub legendaris Indonesia ini.
Awalnya, PB Djarum adalah tempat bermain bulu tangkis karyawan-karyawan PT Djarum. Namun begitu Robert Budi Hartono melihat sosok anak muda bernama Liem Swie King, perjalanan PB Djarum berubah.
Dia memiliki keyakinan bahwa Liem Swie King punya potensi kelas dunia. Sejak saat itu, PB Djarum mulai menata diri jadi klub bulu tangkis yang lebih serius.
PB Djarum kemudian mengumpulkan pebulutangkis-pebulutangkis lain yang termasuk jagoan-jagoan daerah. Mereka dikumpulkan sehingga Liem Swie King punya teman sparring untuk terus meningkatkan kualitas diri.
Sejak Liem Swie King melejit jadi pemain terbaik di dunia lewat gelar juara All England, nama PB Djarum pun ikut mengangkasa. Pembinaan dan pencarian bibit unggul makin digalakkan.
Termasuk hingga hari ini.
Kami berbincang dengan Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin, di sela-sela penyelenggaraan Audisi Umum PB Djarum di Kudus yang berlangsung pada 10-14 September 2024, ketika lebih dari 1900 anak dari berbagai penjuru Indonesia datang untuk bertanding dan memenangkan tiket beasiswa.
Yoppy bercerita bahwa sejak dahulu didirikan di era Liem Swie King, PB Djarum memang terus merekrut bakat-bakat dari banyak daerah, meski saat itu belum lewat audisi.
"PB Djarum melihat (talenta dari) kejuaraan yang digelar, walaupun saat itu kejuaraan masih terhitung jarang. Begitu tahu ada talenta bagus, PB Djarum langsung tawarkan untuk berlatih," kata Yoppy.
"Ada juga duel-duel dengan kota lain. Misal PB Djarum melawan Semarang, Tegal, dan Surabaya. Nanti dari situ bisa ditemukan bibit-bibit muda," ujarnya lagi.
Puncaknya pada saat Indonesia juara Piala Thomas 1984, tujuh dari delapan nama yang ada dalam skuad Indonesia saat itu berasal dari PB Djarum.
PB Djarum membuktikan diri bisa jadi bagian penting dalam sejarah perjalanan Indonesia saat klub baru berumur 15 tahun.
Setelah era Liem Swie King, PB Djarum makin berkibar. Nama-nama tenar lain terus berdatangan ke level dunia sebagai hasil pembinaan dan pendidikan PB Djarum. Bahkan hasil penggemblengan PB Djarum makin terlihat di era 90-an.
Nama-nama tenar seperti Eddy Hartono, Gunawan, Hariyanto Arbi, dan Ardy B. Wiranata jadi bagian dari kejayaan Indonesia di era 90-an. Padahal di era 90-an, kondisi PB Djarum sempat mengalami krisis finansial.
Dengan segala macam keterbatasan dana, PB Djarum tetap berupaya untuk tetap berdiri tegak.
Pemain-pemain berkualitas terus mereka hasilkan yang kemudian jadi andalan Pelatnas Cipayung seperti Sigit Budiarto yang jadi juara di tahun 1997.
Ketika pada akhirnya kondisi finansial PB Djarum membaik, Victor Hartono yang sudah terbiasa dikelilingi dengan cerita-cerita kejayaan bulu tangkis Indonesia sejak kecil, harus menghadapi kenyataan pahit berupa kegagalan Indonesia di Thomas Cup 2004.
Kegagalan itu yang kemudian mendorong rencana pembangunan GOR Djarum.
Victor pun ambil keputusan penting: regenerasi. PB Djarum harus bergerak lebih aktif, lebih agresif, dan lebih masif.
"Dulu Indonesia sempat terlena pada saat akhir 90-an. Kita lupa kaderisasi. Indonesia sangat solid di kategori usia dewasa sehingga lupa kategori-kategori di bawahnya," kata Yoppy.
GOR Djarum kemudian resmi berdiri pada 2006. PB Djarum juga mulai menggelar Audisi Umum yang bersifat lebih massal dibanding proses perekrutan yang mereka lakukan di era sebelumnya.
Audisi PB Djarum ini terus berevolusi hingga makin besar. Perbaikan sistem juga mengalami perkembangan, mulai dari manual sehingga kini sudah canggih.
"Zaman masih menggunakan sistem manual, peserta bisa sampai 1.000 orang. Kalau peserta sudah 1.200, kita sudah keringat dingin,” kenang Yoppy.
Dari tahun ke tahun, ribuan anak terus mengikuti Audisi Umum PB Djarum. Setiap formulir pendaftaran yang diserahkan bukan hanya sekadar dokumen, karena di dalamnya juga berisi harapan.
Ribuan anak dari berbagai penjuru kota terus berdatangan. Ada yang menempuh berjam-jam perjalanan darat, bahkan ada banyak pula yang harus menyeberangi laut untuk bisa beradu kemampuan di GOR Djarum di Jati, Kudus.
Anak-anak datang dengan memegang keyakinan di tangan kanan dan kepercayaan diri di tangan kiri.
Hal serupa terlihat di Audisi Umum PB Djarum 2024.
Sejak tanggal 9 September, satu hari sebelum Audisi Umum PB Djarum dimulai, suasana GOR Djarum di Jati, Kudus sudah meriah. Wajah-wajah antusias anak-anak berpadu dengan raut penuh harap dari orang tua atau pelatih yang mengantar mereka.
Di sela-sela menanti jadwal pertandingan, bentuk-bentuk kasih sayang orang tua banyak tersaji di sekitaran arena. Ada yang menyiapkan makanan, memijat kaki atau tangan, dan bercengkrama membahas pertandingan yang sudah lewat atau yang akan datang.
Tahun 2024 ini, total ada 1.966 atlet yang mendaftar ulang. Jumlah tersebut menggambarkan besarnya minat anak-anak untuk menapak jalan menjadi pahlawan Indonesia di bidang olahraga.
Untuk bisa mencapai GOR Djarum, Jati, Kudus, tiap-tiap anak punya cara dan perjuangan masing-masing.
Misalnya saja Elysia Fiorenza Sahertian dan Evelyn Fiorenza Sahertian.
Anak kembar ini, ditemani sang ayah menempuh perjalanan jauh dari Merauke untuk bisa unjuk gigi di Kudus. Mereka ingin karier di dunia bulu tangkis bisa lebih berkembang dengan masuk ke PB Djarum.
"Iya. Kami ingin jadi pemain bulu tangkis dan masuk PB Djarum," ucap Elysia dan Evelyn.
Selain itu ada pula pemain yang rela menetap selama tiga bulan di PB Champion Kudus untuk mematangkan persiapan menuju Audisi Umum PB Djarum. Pemain tersebut bernama Laode Ahsan.
Ahsan rela berpisah jauh dari orang tua untuk berlatih keras. Ia tinggal di asrama demi berlatih keras mempersiapkan diri menghadapi Audisi Umum PB Djarum.
"Latihan tiga bulan. Saya dikirim oleh Bapak untuk latihan di sini. Kata Bapak, latihan jangan main-main karena jauh dari orang tua."
"Saya ingin masuk PB Djarum karena saya rasa PB Djarum klub yang paling bagus di dunia," kata Laode Ahsan.
Antusias tinggi juga diperlihatkan barisan orang tua. Slamet yang berasal dari Bogor mengantarkan anaknya dengan menggunakan kereta api menuju Semarang lalu dilanjutkan perjalanan darat sekitar 1,5 jam menuju Kudus.
Slamet ingin mendukung penuh harapan anaknya untuk bisa jadi pemain bulu tangkis kelas dunia. Karena itu ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan selagi masih ada.
"Saat saya izin ke sekolah, saya bilang Audisi Umum PB Djarum ini penting untuk harapan karier anak saya di bulu tangkis. Di Kudus kami menyewa rumah dari seorang teman," ucap Slamet.
Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2024 Sigit Budiarto senang dengan gelombang anak-anak yang datang dan menguji kemampuan mereka untuk bisa jadi anggota baru PB Djarum.
"Secara keseluruhan, saya cukup senang dan bangga. Jumlah peserta itu naik dibanding tahun sebelumnya. Artinya bahwa ekosistem bulu tangkis ini masih tetap terjaga. Berarti orang yang main bulu tangkis semakin banyak."
"Yang kami cari adalah atlet dengan talenta super, yang spesial. Supaya regenerasi, potensi, dan bibit baru selalu bermunculan," tutur Sigit Budiarto.
Bukan hanya peserta yang bersemangat menghadapi Audisi Umum PB Djarum. Tim pencari bakat juga tak kalah antusias. Mereka berharap bisa mendapatkan calon bintang masa depan untuk bulu tangkis Indonesia.
Tim pencari bakat yang terjun di Audisi Umum PB Djarum terdiri dari legenda-legenda bulu tangkis Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa dari generasi ke generasi. Pantauan dan pandangan mereka yang punya jam terbang tinggi tentu meningkatkan kualitas seleksi.
Koordinator Tim Pencari Bakat Atlet Putra Fung Permadi punya ambisi besar memiliki andalan di tiap tahun kelahiran. Artinya, akan ada mereka yang lahir di tahun 2013 sukses jadi atlet, demikian pula yang lahir di 2014, dan tahun-tahun berikutnya.
Kondisi itu bakal membuat lapisan regenerasi menjadi tebal, baik bagi PB Djarum maupun untuk Indonesia di masa depan.
"Kalau bisa kita punya jagoan di tiap tahun kelahiran. Untuk ke depan kita persiapkan untuk melapis di tiap tahun kelahiran," ucap Fung Permadi.
Sedangkan Koordinator Tim Pencari Bakat Atlet Putri Yuni Kartika mengaku gembira dengan melonjaknya jumlah peserta putri yang mendaftar. Meningkatnya kuantitas jelas jadi indikasi awal yang bagus bagi regenerasi sektor putri.
"Di audisi ini lebih menggembirakan bagi putri karena secara pembagian jumlah peserta putra dan putri tidak jomplang sekali. Positif bagi putri. Memang kita mencari bibit jadi butuh jumlah banyak sehingga roda persaingan semakin baik," kata Yuni Kartika.
Untuk bisa jadi anggota PB Djarum, jalan panjang penuh tantangan harus mereka tempuh. Mereka harus bersaing dengan ratusan rival di tiap kategori yang sama-sama mengusung mimpi dan ambisi tinggi.
Setelah melakukan daftar ulang, setiap peserta akan melakukan ujian pertama di tahap screening. Dalam tahap ini, dua pemain akan saling berhadapan dalam satu game poin 21 tanpa setting. Tahap screening di tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya.
Di tahun sebelumnya, screening dilakukan dengan durasi waktu 5 dan 10 menit. Dalam tahap screening saat itu, pemain dinilai oleh tim pencari bakat. Dua pemain yang bertanding di tahap screening berpotensi sama-sama lolos ke tahap turnamen.
Tahun ini dengan sistem satu gim poin 21, peserta yang kalah bakal gugur.
"Kalah berarti gugur, jadi butuh fighting spirit. Dengan sistem 21 poin satu gim ini kita bisa lebih menyaring siapa yang lebih baik," ucap Sigit Budiarto.
Tahap screening terus dilakukan hingga peserta tersisa 64 untuk putra dan 32 untuk putri di tiap kategori. Dari situlah kemudian fase turnamen dimulai.
Dalam fase turnamen, empat pemain yang maju ke babak semifinal di kategori putra dan dua pemain yang masuk final di kategori putri dipastikan masuk tahap karantina. Total ada 18 anak yang berhasil maju ke tahap karantina lewat fase turnamen.
Meski demikian turnamen bukan jalan satu-satunya untuk masuk PB Djarum. Ada jalan lain bagi peserta yaitu lewat pantauan pencari bakat. Bila penampilan mereka di lapangan bisa memikat para pencari bakat, tiket menuju tahap karantina bakal bisa mereka dapat.
Tahap karantina adalah tahap paling berat bagi peserta Audisi Umum PB Djarum. Dalam tahap ini, peserta sudah harus tinggal di asrama PB Djarum sekitar empat pekan.
Tiap harinya, segala tindakan mereka dinilai. Mulai dari penampilan di sesi latihan, baik fisik dan teknik, penampilan saat melakukan sparring, hingga karakter di dalam dan di luar lapangan.
Setelah tahap karantina usai, tibalah PB Djarum mengumumkan mereka-mereka yang dinilai layak jadi anggota PB Djarum pada 2024.
Salah satu dari 25 atlet muda yang sukses melalui fase karantina dan akhirnya terpilih untuk masuk ke PB Djarum adalah Marcel Jhonatan.
Ketika mengetahui dirinya lolos, tepatnya pada 12 Oktober, Marcel tak kuasa haru. Dengan mata berkaca-kaca ia melakukan panggilan video dengan orang tua yang menanti kabar di Ketapang, Kalimantan Barat.
Saat sang Mama mengangkat panggilan video dan mendengar kabar keberhasilan Marcel, air matanya pun ikut tumpah.
"Karena melihat mama menangis, saya juga makin terharu," ucap Marcel.
Memang bukan hal yang mudah bagi Marcel menembus PB Djarum. Bukan hanya soal melewati fase seleksi dan karantina satu bulan, tapi ada berbulan-bulan hasil jerih payah yang dilewati anak kelahiran 2012 ini.
Ia pertama kali mulai menekuni bulu tangkis di usia sembilan tahun. Usia itu sebenarnya agak telat bila dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang memulai bulu tangkis di usia 5-6 tahun.
Namun, Marcel punya sosok orang tua yang gigih bernama Athanasius Yanto yang memiliki panggilan Ajui. Sang Papa sadar Marcel punya minat tinggi pada bulu tangkis dan punya kemauan keras untuk berprestasi.
Ketika Marcel mulai berprestasi di level daerah, Ajui tanpa berpikir lama mengirim Marcel ke Solo. Di usia 11 tahun, Marcel sudah tinggal di pulau yang berbeda dari orang tua.
"Kalau menuruti hati, sangat berat melepas anak. Sangat berat. Cuma memang anak saya mau ke sana, jadi saya harus mendukung," kata Ajui. "Kalau memang dia mau serius di bulu tangkis, saya harus melepasnya. Karna kalau cuma latihan di daerah, percuma. Makanya saya bawa dia ke Pulau Jawa walau dengan berat hati."
Sejak awal, Ajui dan Marcel sudah punya tujuan yang jelas untuk bisa masuk PB Djarum. Karena itulah Marcel menempa diri di Solo dengan bergabung ke sebuah klub dan tinggal di asrama.
Sama seperti halnya kedua orang tua, Marcel juga seringkali meneteskan air mata. Ada rindu yang harus ia tahan demi mimpi besar jadi pemain bulu tangkis kelas dunia.
"Waktu awal di Pulau Jawa, saya masih sering menangis. Karena mulai dari sana saya harus mandiri dan jauh dari orang tua," ucap Marcel.
Marcel menempa diri di sana, sedangkan kedua orang tuanya terus mendukung lewat semangat, doa, dan juga dana. Mereka ingin Marcel bisa masuk PB Djarum.
"Di PB Djarum, semua fasilitas terjamin. Latihan bagus, asrama bagus. Seluruh Indonesia juga tahu, bila bicara bulu tangkis, PB Djarum itu bagus," kata Ajui.
Setelah latihan beberapa bulan di Solo, Marcel langsung ikut Audisi Umum PB Djarum 2023. Marcel bisa melaju jauh tetapi kemudian ia tersisih di tahap karantina.
Kegagalan di tahap terakhir itu tak membuat Marsel patah arang. Ia tetap membulatkan tekadnya, kembali menempa diri di Solo demi Audisi Umum PB Djarum 2024.
"Waktu gagal di 2023, perasaan saya sedih. Tetapi setelah itu saya pulang lagi ke Solo, latihan lagi lebih semangat," ujar Marcel mengenang.
Marcel sendiri berkejaran dengan waktu. Tahun 2024 adalah tahun terakhir ia bisa mengikuti Audisi Umum PB Djarum, karena tahun depan usianya sudah melewati batas.
"Saya bilang ke Marcel, ini tahun terakhir kamu, tahun depan sudah tidak bisa lagi. Jadi sekarang kamu harus main bagus, harus ngotot. Kamu pasti bisa," kata Ajui.
Marcel mengaku lebih tegang saat mengikuti audisi tahun ini. Perubahan format Audisi Umum PB Djarum diakui Marcel membuat tekanan lebih besar.
"Saya deg-degan. Karena kan tahun kemarin pakai sistem 10 menit, sekarang pakai sistem turnamen. Kalau kalah, sudah tidak bisa lanjut lagi," ucap Marcel.
Namun tekanan kuat itulah yang pada akhirnya bisa membuat Marcel mengeluarkan seluruh potensi terbaik. Marcel bisa lolos ke tahap karantina dan kali ini mampu menyelesaikan perjuangannya di tahap karantina sehingga diterima jadi anggota baru PB Djarum.
Ia pun tahu bahwa masuk PB Djarum bukanlah akhir dari tujuannya. Marcel yakin keberhasilan masuk PB Djarum ini yang bakal jadi pengantar dirinya mengejar mimpi-mimpi besar dalam hidupnya.
"Saya ingin jadi juara dunia. Sekarang, saya sudah tidak sabar untuk menjalani latihan di PB Djarum," ujar Marcel.
Tentu perjuangan berbuah manis Marcel tak serta-merta bisa diwujudkan semua anak. Bagaimanapun juga, hanya ada belasan tiket yang tersedia setiap tahunnya yang diperebutkan oleh ribuan peserta.
Tak heran jika kerap lahir pemandangan menyesakkan dalam Audisi Umum PB Djarum, yaitu ketika air mata kesedihan peserta tertumpah. Air mata yang mengalir adalah gambaran dari berbagai hal. Bisa jadi kekecewaan, kesedihan, bahkan kekesalan.
Ada kalanya tangisan itu datang ketika peserta dinyatakan kalah setelah lawan meraih poin ke-2. Sambil menyeka air mata dengan handuk, ia bergegas keluar lapangan karena pertandingan berikutnya sudah akan dimulai.
Ada pula peserta yang masih mampu menahan jatuhnya air mata hingga laga dinyatakan usai. Namun ketika ia sudah berada di dekapan pelatih atau orang tua, air mata itu lalu turun dengan deras seolah menceritakan segala perasaan yang mereka lalui.
Namun legenda PB Djarum melihat momen menyedihkan itu sebagai sebuah secercah harapan.
Tontowi Ahmad yang punya gelar juara Olimpiade, juara dunia, juara All England, dan sederet gelar lain tanpa ragu menyatakan ia melihat harapan di balik tangisan-tangisan yang hadir di lapangan dalam proses Audisi Umum PB Djarum 2024.
"Pasti saya sedih melihat tangisan yang ada. Tetapi saya juga melihat bahwa bila ada anak yang kalah terus menangis, sebenarnya malah bagus."
"Karena berarti dia punya jiwa gak mau kalah yang tinggi. Itu sebenarnya bisa jadi dasar dari seorang atlet," ucap Tontowi.
Dalam Audisi Umum PB Djarum 2024, tangisan keluar bukan hanya saat pertandingan berakhir. Bahkan ada air mata yang keluar dan kesedihan yang tidak bisa ditahan ketika pertandingan masih berjalan.
Ketika tangisan itu pada akhirnya bisa diubah jadi semangat untuk terus mencoba, sang atlet sudah punya modal kuat berupaya daya juang yang tinggi.
Karena itu tak sedikit atlet yang telah menjalani Audisi Umum PB Djarum untuk kedua kali atau ketiga kalinya.
Setiap tahun berganti, peminat Audisi Umum PB Djarum malah tambah tinggi. Di tengah kekecewaan dan kemunduran prestasi, tingginya kuantitas atlet-atlet muda yang siap memikul harapan regenerasi adalah sebuah harapan yang tentu tidak boleh dibiarkan mati.
PB Djarum sudah menyediakan jembatan. Audisi Umum yang mereka selenggarakan tiap tahunnya bisa jadi mercusuar perkembangan dan regenerasi bulu tangkis Indonesia.
Dari ribuan anak yang mendaftar, memang tidak semuanya bisa ditampung di asrama PB Djarum.
Jumlah anak yang diterima bahkan hanya di kisaran 1-2 persen.
Namun Audisi Umum PB Djarum ini punya efek bola salju yang dahsyat bagi perkembangan bulu tangkis Indonesia secara keseluruhan.
Audisi Umum PB Djarum selalu menggoda dan jadi magnet kuat bagi anak-anak yang bercita-cita menjadi atlet.
Kehadiran Audisi Umum PB Djarum jadi acuan sekaligus tujuan bagi atlet-atlet muda untuk menjalani latihan fisik dan teknik, yang terkadang bisa terasa membosankan bagi mereka yang berusia 9-11 tahun.
Mereka bakal semangat menjalani latihan karena punya tujuan yang dikejar setiap tahun.
"Audisi Umum PB Djarum bukan hanya untuk PB Djarum, tetapi juga untuk Indonesia karena digelar sedemikian masif. Kalau mereka selalu bersiap diri untuk ikut audisi setiap tahun, berarti mereka rajin berlatih tiap hari. Sehingga secara tidak langsung mereka tentu ikut pertandingan, menjalani sparring, dan hal ini bisa dilakukan secara menyeluruh. Artinya talenta bakal merata di Indonesia," kata Yoppy.
"Mereka ada harapan, ada lilin api semangat terus-menerus untuk meningkatkan kualitas. Yang bisa diterima di PB Djarum kan tidak semuanya. Nanti mereka yang tidak diterima akan main di klub-klub lain. Itu akan meningkatkan kompetisi di masing-masing kelompok umur mereka," ujarnya lagi.
Audisi Umum PB Djarum adalah berkumpulnya rasa bahagia dan lara. Bahagia karena harapan masih terjaga dan lara karena mimpi dan harapan jadi tertunda.
Bahagia bisa diekspresikan lewat teriakan kegembiraan hingga tawa di akhir laga. Ada pula bahagia yang diekspresikan lewat tangis dan air mata. Momen saat rasa bahagia benar-benar membuncah dari dalam hati dan jiwa.
Ekspresi yang keluar kemudian tak bisa dilampiaskan hanya dengan sekadar tawa atau teriakan, melainkan lewat tangis haru lantaran laju mimpi bisa terus menderu.
Audisi Umum PB Djarum diiringi gemerlap sinar bintang dari legenda-legenda bulu tangkis Indonesia. Sebagai saksi hidup, sejumlah legenda mengakui bahwa model Audisi Umum PB Djarum ini seolah jadi pintu besar dalam jalan regenerasi bulu tangkis Indonesia.
Liliyana Natsir tampak serius menatap lekat-lekat atlet muda yang tengah bertanding. Sesekali ia berdiri dari tempat duduknya dan mengambil jarak lebih dekat ke lapangan agar bisa melihat lebih jelas pemain yang tengah ia pantau.
Sebagai pemain yang berasal dari Manado, jauh dari Pulau Jawa yang sering disebut pusat perkembangan bulu tangkis Indonesia, Liliyana Natsir berjuang keras hingga ia bisa masuk Pelatnas Cipayung dan menjelma sebagai pemain top dunia.
"Dulu belum ada yang kayak gini. Kalau dulu ada, dari segi biaya lebih murah dan dari kesempatan lebih terbuka untuk bersaing dengan pemain yang seumuran."
"Jadi kita bisa mengukur kemampuan kita. Sudah cukup bagus atau tidak. Apakah harus ditambah? Dulu kesempatan bertandingnya sedikit, apalagi di kelompok umur," ucap Liliyana.
Liliyana bahkan melihat bahwa dari pandangannya, pemain-pemain yang ikut Audisi Umum PB Djarum banyak yang memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding dirinya di usia yang sama.
"Saya umur sembilan nih, belum kayak mereka. Perkembangan bulu tangkis Indonesia bagus kalau mereka sudah bisa tahu akurasi pukulan, teknik, dan footwork."
"Ini bibit-bibitnya makin bagus. Semoga ke depannya bisa lebih lagi. Dari sini, harus tambah semangat lagi. Karena setelah masuk PB Djarum, jenjang selanjutnya adalah masuk Pelatnas. Masih banyak tahapan kadi harus menjaga motivasi dan keinginan untuk juara," kata Liliyana.
Semangat juang peserta ini dinilai Tontowi Ahmad selaras dengan kesempatan besar yang diberikan PB Djarum lewat audisi umum yang digelar setiap tahun. Tontowi sempat nyaris berhenti dari bulu tangkis sebelum kemudian direkrut PB Djarum saat usianya sudah masuk kategori taruna.
"Zaman dulu saya masuk PB Djarum itu setengah mati, maksudnya untuk bisa sampai dilirik PB Djarum. Kalau sekarang kan benar-benar terbuka," katanya.
"PB Djarum sendiri langsung melakukan pemantauan. Audisi Umum PB Djarum ini bagus banget buat regenerasi. Kan juga sudah terbukti kayak Kevin Sanjaya juga datang dari Audisi Umum kan?"
Sementara itu, Marleve Mainaky juga mengakui bahwa Audisi Umum PB Djarum ini adalah metode terbaik untuk mencari bibit regenerasi.
Pasalnya, seluruh anak-anak di Indonesia jadi memiliki kesempatan yang sama untuk membuktikan diri.
"Ini sebetulnya yang paling baik ya, dan betul-betul kita ini beruntung dengan ini. Soalnya memang ini fasilitas yang paling sangat-sangat cukup untuk mencari bibit. Bibit buat negara se-Indonesia," ucap Marleve.
"Dulu harus punya koneksi, gak bisa juga, karena banyak dari daerah jauh, jauh-jauh, jadi agak sulit. Nah sekarang dengan adanya seperti ini, orang jauh juga harus terpanggil untuk habis-habisan berjuang," ucap Marleve.
Marleve juga melihat perbedaan kemampuan anak-anak di luar Pulau Jawa dengan anak-anak Pulau Jawa semakin tipis.
"Dari Kalimantan, dari Sumatera, ada juga dari Papua yang kemarin itu, sudah ngelawan banget. Artinya memang pemain dari luar juga banyak.
"PB Djarum juga memiliki klub mitra ya, itu sangat bagus banget. Pemain-pemain bisa belajar dari sana. Dan untuk berikutnya, mereka ada kesempatan lagi untuk mencoba," ujar Marleve.
Susy Susanti yang merupakan ratu bulu tangkis Indonesia juga punya pendapat yang serupa. Audisi Umum PB Djarum jadi pemantik semangat atlet-atlet muda untuk mengejar impian mereka. Selain itu Audisi Umum PB Djarum yang digelar secara berkelanjutan akan turut memudahkan kinerja PBSI mencari bibit-bibit unggul di kemudian hari.
"Ini memberikan satu kontribusi yang luar biasa terhadap bulu tangkis Indonesia. Dan ini kan tentunya memudahkan PBSI juga, karena kan dari klub-klub inilah mereka memberikan atlet-atletnya untuk bisa berprestasi lebih tinggi lagi," kata Susy Susanti.
Masuk PB Djarum bukan garis finis. PB Djarum justru titik tolak bagi tiap pemain untuk bersiap melompat lebih tinggi. Dengan fasilitas dan kapabilitas yang ada, PB Djarum punya potensi untuk mengantarkan seorang pemain ke puncak tertinggi.
Seperti wajah-wajah legenda yang terpampang dengan gagah di Hall of Fame, anak-anak yang masuk PB Djarum punya asa untuk bisa berada di tempat yang sama. Suatu hari di masa depan, ketika semua mimpi dan cita-cita yang disusun bisa lancar berjalan.
Sedangkan lara tentu lebih identik dengan air mata. Rasa kecewa ketika kegagalan jadi hasil akhir yang mereka terima. Tetapi kecewa itu tidak bertahan selamanya. Kecewa yang ada, seringkali diubah jadi motivasi untuk berusaha lebih baik di tahun berikutnya.
Langkah dan pilihan PB Djarum untuk terus menggelar Audisi Umum itu yang kemudian membuat ekosistem regenerasi di bulu tangkis Indonesia semakin kuat terbentuk. Sebuah ekosistem yang menjaga harapan bahwa Indonesia akan selalu punya generasi berikutnya yang bisa diandalkan di dunia bulu tangkis.
Usaha keras dan konsisten yang dilakukan PB Djarum lewat pembinaan dari tahun ke tahun adalah titik awal munculnya pemain-pemain bintang kelas dunia dari Indonesia. Sudah banyak bukti tersaji tentang prestasi level dunia untuk Indonesia yang lahir lewat kerja keras, sumbangsih dan dedikasi PB Djarum dari hari ke hari. Bukti terkini ada di Tim Indonesia yang mampu jadi juara Piala Suhandinata 2024.
Piala Suhandinata adalah trofi kejuaraan beregu paling bergengsi di level junior. Pada babak final, Indonesia mengalahkan China dengan skor 110-103 dalam sistem relay point yang pertama kali diperkenalkan di turnamen ini.
Pada komposisi Tim Indonesia di babak final, semua pemain yang turun yaitu Mutiara Ayu Puspitasari, Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine, Darren Aurelius/Bernadine Anindya Wardana, Mohammad Zaki Ubaidillah, dan Anselmus Breagit Fredy Prasetya/Pulung Ramadhan berasal dari PB Djarum.
Mereka-mereka adalah pemain-pemain yang sudah ditempa oleh kedisiplinan dalam hari-hari penuh perjuangan di PB Djarum. Beberapa di antara mereka juga merupakan sosok-sosok yang bakatnya ditemukan lewat jalur Audisi Umum PB Djarum.
Karena itulah, setiap sinar mata penuh semangat dari ribuan anak yang selalu datang mengikuti Audisi Umum PB Djarum dari tahun ke tahun itu yang menjadi bahan bakar yang turut menyulut semangat PB Djarum untuk tidak pernah lelah menggelar Audisi Umum dari tahun ke tahun.
"Kami akan menggelar terus Audisi Umum PB Djarum karena kami percaya kaderisasi tidak boleh bolong. Karena satu tahun bolong saja sudah susah, apalagi bertahun-tahun."
"Kami akan terus menggelar audisi ini. Ini komitmen jangka panjang," tutur Yoppy Rosimin berjanji.