CNN Indonesia
Selasa, 22 Okt 2024 15:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Menpora RI Taufik Hidayat menyoroti dualisme pengurus cabang olahraga (cabor). Ia ingin membereskan hal itu bersama Menpora RI, Dito Ariotedjo.
Taufik Hidayat yang memiliki latarbelakang sebagai atlet badminton, berpendapat dualisme dapat mengorbankan pembinaan olahraga khususnya atlet. Karena itu ia tidak ingin ada dua versi dalam kepengurusan cabor.
"Sekarang yang concern dari Pak Presiden yang disampaikan itu, bahwa ada beberapa cabor yang memang dualisme. Yang rugi kan atlet ya, kasihan. Jadi harus membereskan itu," kata Taufik di Jakarta, Selasa (22/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu cabor yang hingga kini masih terdapat pada cabor tenis meja. Kepengurusan PTMSI terpecah menjadi dua kubu yang terbagi dua versi kepengurusan yaitu federasi yang dipimpin oleh Ketua Umum Pengurus Besar PTMSI, Peter Layardi Lay, dengan federasi yang dinakhodai Ketua Umum Pengurus Pusat PTMSI, Komjen Pol (Purn) Oegroseno.
Melihat ini, Taufik ingin mengajak pemangku jabatan dalam federasi tersebut untuk kembali berdialog. Pasalnya diskusi Menpora bersama pengurus cabor tenis meja pada 2023 lalu belum menemui titik terang.
"Ya kita lihat aja kan, maksudnya kita duduk bareng, kita diskusi cari yang terbaik yang mana. Kita ingatkan lagi bahwa kalau seperti ini terus atletnya yang rugi kan," ujarnya.
"Kita tinggal panggil saja atletnya kan, hadapkan ke media maunya gimana. Kita lihat, kita dengar juga kan, apa gak kasihan sama atletnya. Atau yang namanya pejabat itu, pengurus itu hanya titipan sementara aja gitu," ia menambahkan.
Sebelumnya, upaya Menpora untuk menyelesaikan dualisme cabor adalah dengan meresmikan Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) sebagai otoritas tunggal dalam arbitrase olahraga nasional.
Diharapkan, kehadiran BAKI dapat jadi salah satu solusi untuk menyelesaikan dualisme pada PTMSI ini.
(ptr/nva)