
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ahli matematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Alif Towew, coba membedah penyebab kerugian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dialami Indonesia.
Perbandingan yang diambil oleh Alif Towew adalah penjualan BBM Indonesia dengan yang dilakukan oleh Malaysia.
Lewat salah satu unggahan di akun Facebooknya, ia coba membedah dari sisi produksi per hari kedua negara.
“Pertama, Indonesia itu memproduksi segini nih 583.000 barel per hari. Sementara Malaysia 570.000 barel per hari,” katanya.
Dari produksi per hari Indonesia memang cukup tinggi ini sesuai dengan konsumsinya itu sendiri.
“Sebenarnya lebih banyak Indonesia kalau dari produksi, tapi konsumsinya Indonesia itu 1,7 juta sedangkan Malaysia 700 ribu,” sebutnya.
“Jadi, Indonesia defisit atau negatif 1,1 juta kalau yang Malaysia 130 ribu,” tambahnya.
Karena tinggi konsumsi per hari membuat Indonesia mau tidak mau membeli impor minyak dengan harga yang cukup tinggi.
“Nah inilah yang harus dia beli dari impor harga minyak itu 85 ribu dollar per-barel berarti Indonesia harus bayar 566 triliun untuk kekurangan energinya. Sedangkan Malaysia 67 triliun,” tuturnya.
Sedangkan Malaysia berhasil mendapatkan untung besar dari penjualan BBM-nya.
Keuntungan tersebut didapatkan karena beberapa sebab, bahkan jika Pemerintah ingin membagikan secara gratis mereka masih tetap mendapatkan untung.
“Terus kenapa bisa untung jawabannya ada di LNG di gasnya untung banyak dia, 5 eksportir Top dunia tentang gas ini 13,5 M keuntungannya,” jelasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: