Jakarta, CNN Indonesia --
Fenomena badan sungai dapat berubah-ubah ramai diperbincangkan warganet di tengah banjir yang melanda sejumlah wilayah Jabodetabek, Selasa (4/3).
Perbincangan ini bermula dari perdebatan warganet terkait pemukiman yang berada di dekat badan sungai kerap menjadi korban banjir. Tidak sedikit warganet yang menyinggung bagaimana pemukiman harusnya tidak dibangun di samping sungai besar.
"Kalo nurutin ahli tata kota mah kaga ada itu perumahan pinggir kali gede kaya gini," tulis akun @stavenues di X, Rabu (5/3), seraya menampilkan tampilan satelit perumahan di sekitar sungai di wilayah Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warganet dengan akun @serein_bleu menyinggung bagaimana sungai selalu bergerak dan berubah. Hal ini, katanya, membuat daerah di pinggir sungai harus steril dari bangunan.
"Sungai itu enggak diam, selalu bergerak berubah. makanya di pinggir sungai baiknya emang harus steril dari bangunan," katanya.
Lantas, benarkah badan sungai selalu berubah-ubah?
Menurut pakar, badan sungai bisa berubah-ubah seiring waktu karena berbagai faktor, mulai dari faktor alami hingga yang disebabkan manusia.
Dosen Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dicky Muslim menyebut badan sungai memang dinamis seiring waktu. Perubahan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, baik secara alami maupun yang disebabkan manusia.
"Sebagai fenomena alam, badan sungai memang dinamis, berubah seiring waktu," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/3).
"Sejumlah faktor alam menjadi penyebab perubahan morfologi sungai, namun ada juga faktor penyebab oleh manusia," tambahnya.
Secara aturan, katanya, setiap sungai besar di Indonesia memiliki area yang disebut sempadan sungai. Area ini memiliki batas yang tidak boleh dilanggar untuk menjadi area pemukiman.
Perubahan badan sungai mungkin tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, karena prosesnya yang membutuhkan waktu. Rangkaian gambar satelit Sungai Ucayali di Peru menjadi salah satu bukti bagaimana bentuk badan sungai bisa berubah.
Selama hampir 20 tahun, jalurnya berubah-ubah, mengukir tikungan yang lebih dalam dan lebih dalam lagi sebelum memotong dan berubah kembali seperti awal.
Dikutip dari Vox, semua sungai secara alami mengubah jalurnya dari waktu ke waktu, tetapi sungai ini membentuk meander (nama teknis untuk lekukan-lekukan ini) dengan kecepatan yang sangat tinggi, karena kecepatan air, jumlah sedimen di dalamnya, dan lanskap di sekitarnya.
Bagaimana sungai berubah?
Awalnya, ketika ada sedikit lengkungan di sungai, air bergerak di sekitar tepi luar lengkungan lebih cepat daripada tepi dalam, karena air menempuh jarak yang lebih jauh dalam waktu yang sama.
Ketika air bergerak lebih cepat, lebih banyak sedimen di dalamnya yang tetap terbawa dibandingkan yang mengendap ke dasar, dan sebagian lagi menggores tepi sungai, mengukir lekukan lebih jauh.
Proses ini semakin cepat ketika kelokan menjadi lebih berkelok-kelok, karena ada perbedaan yang semakin besar dalam kecepatan air. Pada akhirnya, ketika tikungan yang berdekatan di sungai menjadi sangat melengkung dan bertemu, air akan menerobos, mencari jalur terpendek.
Hal ini akan memotong kurva secara keseluruhan, membentuk badan air yang terpisah yang disebut danau oxbow, yang sering kali mengering dengan cepat.
Infografis Asal Muasal Banjir yang Buat Bekasi Lumpuh (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)
(lom/dmi)