Demo Tolak UU TNI di Gedung Negara Grahadi Surabaya Memanas

1 day ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi unjuk rasa tolak UU TNI yang berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, memanas pada Senin (24/3) sore ini. Massa masih melakukan aksi tolak UU TNI yang baru disahkan dalam rapat paripurna DPR pekan lalu.

Berdasarkan pantauan di lokasi, sekitar pukul 16.22 WIB massa mencoba membongkar barikade polisi bertameng dan kawat berduri di depan rumah dinas Gubernur Jatim itu. Massa terlihat melempari pasukan polisi dengan botol hingga batu.

Meriam air atau water cannon dari mobil rantis polisi yang diparkir di gerbang Gedung Negara itu pun ditembakkan untuk membuyarkan massa aksi yang mencoba mendekat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya massa aksi melakukan orasi bergantian di gerbang sisi timur Grahadi. Namun dari sisi belakang ada seorang melempar botol plastik ke arah halaman gedung.

Massa aksi lainnya kemudian ikut melakukan lemparan, mulai botol plastik, petasan, batu, hingga beberapa molotov. Api yang sempat membakar pagar dan halaman kemudian langsung dipadamkan dengan water cannon.

Belum ada keterangan dari pihak resmi siapa yang memulai pembakaran tersebut. Selain itu juga belum diketahui apakah sekelompok orang yang melempari molotov, batu dan kembang api itu adalah bagian dari massa aksi atau bukan.

"Awas intel! Awas intel! Awas intel," ucap massa aksi.

Beberapa orang kemudian menarik kawat berduri yang terpasang di depan Grahadi. Mereka menginjak dan menjebolnya.

Massa kemudian merangsek masuk mendekati halaman. Mereka merobek umbul-umbul yang terpasang.

Sementara aparat kepolisian mengerahkan dua unit mobil water cannon. Ratusan aparat bertameng juga mulai berjaga di depan lengkap dengan pentungan.

"Revolusi! Revolusi! Revolusi!," teriak mereka. Hingga pukul 16.40 WIB. Massa aksi masih bertahan di depan Gedung Grahadi.

"Saudara-saudara anda datang dengan baik, tolong bubar dengan baik," kata polisi melalui pengeras suara. Dijawab massa aksi dengan teriakan sindiran.

Sebelumnya Sekitar 1.000 massa gabungan masyarakat sipil memadati kawasan depan Gedung Negara Grahadi, 

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, massa aksi yang menamakan diri Front Anti Militerisme menutup Jalan Gubernur Suryo yang berada di depan rumah dinas Gubernur Jatim. Dalam aksi itu, massa menyanyikan lagu 'Bayar Bayar Bayar' milik band Sukatani. Lagu itu bercerita tentang rakyat yang harus bayar polisi untuk mengurus segala sesuatu.

"Tolak dwifungsi dan tolak revisi UU TNI," tulis salah satu spanduk yang dibawa massa aksi.

Berikut 8 poin tuntutan aksi masyarakat sipil di Surabaya dalam aksi 'Tolak UU TNI':

1. Tolak Revisi UU TNI
2. ⁠Tolak perluasan TNI di ranah sipil
3. ⁠Tolak penambahan kewenangan TNI dalam ranah operasi militer selain perang, terutama di ranah siber
4. ⁠Bubarkan komando teritorial
5. ⁠Tarik seluruh militer dari tanah Papua
6. ⁠Kembalikan TNI ke barak
7. ⁠Revisi UU Peradilan Militer untuk menghapus impunitas di tubuh TNI
8. ⁠Copot TNI aktif dari jabatan sipil

Aksi tolak UU TNI terjadi di sejumlah kota di Indonesia dari wilayah barat hingga timur. Aksi itu dipicu langkah pemerintah dan DPR yang mengebut perubahan UU 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) jadi undang-undang dalam rapat paripurna di gedung wakil rakyat Indonesia, Jakarta, Kamis (20/3) lalu.

Pengesahan itu diwarnai demonstrasi di depan gedung DPR dan sejumlah kota di Indonesia sejak sehari sebelumnya.

Demonstrasi terjadi karena massa aksi menolak kebangkitan dwifungsi militer lewat RUU TNI itu. Salah satu tudingan atas wacana laten kebangkitan dwifungsi militer itu terletak pada pasal-pasal yang memperbolehkan prajurit berdinas di luar institusi pertahanan tersebut.

Selain di Surabaya, aksi tolak UU TNI pada hari ini juga di antaranya terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) di depan gedung DPRD NTT.

(frd/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi