Hasil Visum Mayat Diplomat Kemlu yang Meninggal dengan Kepala Terlilit Lakban

9 hours ago 4

Ilustrasi jenazah Hasil Visum Mayat Diplomat Kemlu yang Meninggal dengan Kepala Terlilit Lakban / Foto: Thinkstock

Jakarta, Insertlive -

Polisi terus menyelidiki kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri yang ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Korban berinisial ADP ditemukan dengan kondisi kepala terlilit lakban.

Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, mengungkapkan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah rekaman CCTV. Namun, hasil dari CCTV masih bersifat terbatas.

"Sudah ada dua rekaman yang kami periksa. Tapi masih biasa saja gambarnya, karena CCTV-nya menggunakan memory card langsung dari kamera, bukan yang terhubung ke recorder. Jadi kami harus cek satu per satu karena rekamannya terpotong," jelas Kompol Rezha kepada wartawan, Selasa (8/7).


Dari hasil olah TKP awal, polisi menemukan sidik jari korban pada lakban yang melilit wajahnya. Namun, temuan ini masih akan didalami lebih lanjut melalui uji laboratorium forensik.

"Kalau dari olah TKP awal, masih kelihatan sidik jari si korban itu," ungkapnya.

Jenazah ADP pertama kali ditemukan oleh penjaga kos pada pukul 08.30 WIB. Saat ditemukan, kepala korban terlilit lakban, sementara pintu kamar terkunci dari dalam.

Terkait penyebab kematian, pihak kepolisian belum bisa memberikan kesimpulan. Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang yang hilang.

"Belum bisa dipastikan penyebabnya. Saya juga belum bisa bilang ini bukan (tindak pidana), karena visum luar menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan," kata Kompol Rezha.


Saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung dan polisi menunggu hasil lengkap dari visum dan pemeriksaan laboratorium forensik.

(ikh/and)

Tonton juga video berikut:

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi