
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Hendri Satrio, turut memberikan komentarnya mengenai tudingan bahwa ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi, dicetak di Pasar Pramuka.
Tudingan ini semakin menarik, sebab belum lama ini kader PSI, Dian Sandi Utama menganggap bahwa orang yang percaya bisa disebut kelainan berpikir.
Hendri mengaku penasaran mengenai respons dari pihak UGM mengenai isu yang dilemparkan politisi senior PDIP, Beathor Suryadi, tersebut.
"Nungguin respon UGM tentang desas desus Ijazah dicetak di Pasar Pramuka!," kata Hendri di X @satriohendri (26/6/2025).
Sebelumnya, Beathor Suryadi mengatakan bahwa Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhannas dan tokoh PDIP disebut pernah melihat langsung dokumen ijazah milik Jokowi yang diyakini tidak otentik.
Beathor mengatakan, Andi menyaksikan dokumen tersebut saat masa pencalonan Jokowi di Pilpres 2014.
Namun, menurutnya, ijazah itu merupakan cetakan ulang yang diproduksi tahun 2012 ketika Jokowi mendaftar sebagai calon Gubernur DKI Jakata.
“Andi belum sadar kalau yang ia lihat itu cetakan 2012. Itu digunakan untuk keperluan Pilgub DKI,” ujar Beathor dilansir laman msn dari Seputar Cibubur, Rabu (18/6/2025).
Beathor juga menuding proses pencetakan ijazah dilakukan secara diam-diam di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Pusat, oleh tim relawan Jokowi yang berasal dari Solo.
Ia menyebut sejumlah nama seperti David, Anggit, dan Widodo, serta kolaborator dari PDIP DKI, termasuk Dani Iskandar dan Indra.
“Dokumen itu disusun buru-buru di rumah Jalan Cikini No. 69, Menteng. Semua strategi disiapkan di sana,” katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: