Herwin Sudikta Bongkar Akar Demo Besar-Besaran hingga Menarik Perhatian PBB: 2 Pilar Oposisi Mati

1 week ago 4

Herwin Sudikta.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, memberikan responsnya terkait gelombang aksi demonstrasi besar-besaran yang belakangan ini terjadi di Indonesia hingga menarik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dikatakan Herwin, aksi ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan akibat matinya dua pilar utama oposisi yang membuat demokrasi Indonesia kian rapuh.

"Matinya dua pilar oposisi, rapuhnya demokrasi Indonesia," ujar Herwin kepada fajar.co.id, Rabu (3/9/2025).

Herwin menjelaskan, hilangnya trust reservoir (cadangan kepercayaan) di masyarakat bukan kebetulan. Ia menuding kultur politik dirusak secara masif oleh elit sendiri.

"Dulu, demokrasi punya tiga pilar oposisi: oposisi formal (partai), oposisi non-formal (ormas, teknokrat, cendekiawan), dan oposisi jalanan. Kini, yang tersisa hanya oposisi jalanan," timpalnya.

Herwin bilang, dua pilar utama runtuh karena partai politik takut tersandera secara politik.

Sementara ormas dibungkam oleh gemerlap tambang, dan kaum cerdik pandai memilih diam karena tidak sedikit yang tersandera kepentingan.

Akibatnya, energi rakyat tumpah tanpa saluran politik yang jelas.

"Kultur politik ini harus dikembalikan. Elit partai wajib berani membusungkan dada sebagai penyeimbang pemerintah, didukung ormas, teknokrat, dan kaum intelektual," tegasnya.

Herwin pun mengingatkan, jika dua pilar oposisi tidak kembali hidup, pemerintah akan selalu berhadapan langsung dengan rakyat.

"Dan itu adalah ciri matinya demokrasi dari suatu negara," kuncinya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi