Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Mandiri menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi aktif mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dalam kegiatan peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia, baru-baru ini.
Apresiasi ini sekaligus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan, yang mana juga mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon, selaras dengan target perusahaan mencapai NZE Operasional pada 2030.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai sertifikat tersebut menandai komitmen kuat Bank Mandiri terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan ini sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global," ujar Darmawan dalam keterangan resmi, Sabtu (8/2).
Sebagai wujud dukungan, Bank Mandiri membeli 5 ribu tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).
Dengan teknologi ini, panas yang tidak terpakai dapar dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik dan mengurangi intensitas emisi per kWh. Proyek yang berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat ini telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, memastikan keandalan dan kredibilitas dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Darmawan berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata dalam upaya percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus, dengan memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.
Untuk diketahui, Bank Mandiri dalam menjalankan strategi bisnisnya juga terus memperkuat komitmen terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp293 triliun.
Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2 persen YoY mencapai Rp149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.
Salah satunya, lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp11,8 triliun, atau naik 21 persen YoY. Hingga saat ini, pembiayaan di sektor terkait didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.
Sementara sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana sebesar Rp10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan.
Instrumen PUB Green Bond difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada tahap pertama yang diterbitkan pada Juni 2023 lalu, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan antusiasme investor terhadap instrumen berbasis ESG.
Adapun seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional, serta mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa inisiatif Bank Mandiri itu menandakan lompatan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam upaya pencapaian target penurunan emisi karbon global.
Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Kini, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon hadir memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.
Pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing itu diharapkan mendorong kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. IDXCarbon menyebut, entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).
Kehadiran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi instrumen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.
Bank Mandiri dipastikan akan terus berperan aktif sebagai pemimpin dalam perbankan berkelanjutan, termasuk dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam aktivitas bisnis dan operasional guna mendukung masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.
(rea/rir)