Kim Sae-ron Meninggal karena Henti Jantung, Apa Beda Serangan Jantung?

3 days ago 9

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Dunia hiburan Korea Selatan berduka atas kabar meninggalnya aktris cantik Kim Sae-ron di usia 25 tahun akibat henti jantung. Kabar ini mengejutkan banyak penggemar, mengingat usia Kim yang masih sangat muda dan kariernya yang sedang bersinar.

Namun, tidak banyak yang mengetahui perbedaan antara henti jantung dan serangan jantung. Kedua kondisi ini sering disalahpahami sebagai hal yang sama, padahal memiliki penyebab dan mekanisme yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa perbedaan henti jantung dan serangan jantung?

Jantung berfungsi sebagai pompa darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Agar bisa bekerja dengan baik, jantung juga membutuhkan pasokan darah yang disalurkan melalui arteri koroner. Jika pasokan darah ini terganggu, fungsi jantung pun terancam.

Dikutip dari Detik, berikut perbedaan utama antara henti jantung dan serangan jantung:

  • Serangan Jantung (Infark Miokard): Terjadi ketika arteri koroner tersumbat, sehingga otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Kondisi ini menyebabkan cedera atau kematian otot jantung, namun jantung tetap berdetak.
  • Henti Jantung: Terjadi ketika jantung berhenti berdetak atau tidak mampu memompa darah secara efektif. Penyebabnya adalah malfungsi listrik pada jantung yang mengganggu ritme detak.

Penyebab serangan jantung

Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner. Penyebab yang mendasarinya 75 persen diakibatkan oleh aterosklerosis atau kondisi ketika jaringan lemak dan fibrosa menumpuk di dinding arteri koroner sehingga membentuk plak.

Plak tersebut akhirnya menyumbat pembuluh darah atau dalam beberapa kasus menyebabkan pembentukan bekuan darah.

Aterosklerosis dapat terjadi dalam proses jangka panjang. Ini biasanya berkaitan dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, stres, gen, dan pola makan.

Faktor lain yang bisa menyebabkan serangan jantung termasuk kejang arteri koroner, trauma dada, atau kondisi apapun yang mengurangi aliran darah ke otot jantung. Berkurangnya aliran darah itu dapat menyebabkan otot jantung tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi.

Penyebab henti jantung

Henti jantung terjadi akibat gangguan listrik pada jantung yang membuat detaknya tidak beraturan dan tidak efektif dalam memompa darah.

Meski begitu, penyakit jantung iskemik, seperti serangan jantung, merupakan penyebab paling umum dari kasus henti jantung. Rusaknya otot jantung ketika serangan terjadi, juga dapat mengganggu kemampuan jantung untuk menghantarkan sinyal listrik, sehingga sangat mungkin menyebabkan henti jantung.

Meski begitu, itu tidak berlaku sebaliknya. Henti jantung tidak dapat menyebabkan serangan jantung. 

Berikut empat jenis malfungsi listrik pada jantung:

Takikardia ventrikel

Irama jantung sangat cepat di atas 100 kali per menit, sehingga jantung tidak sempat terisi darah dengan baik. Normalnya, detak jantung saat istirahat adalah 60-90 kali per menit.

Fibrilasi ventrikel

Ventrikel jantung berkontraksi secara tidak terkoordinasi dan sangat cepat, hingga 300 kali per menit. Kondisi ini mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh.

Senior male asian suffering from bad pain in his chest heart attack at home - senior heart diseaseIlustrasi. Meski begitu, penyakit jantung iskemik, seperti serangan jantung, merupakan penyebab paling umum dari kasus henti jantung. (Istockphoto/ Suphaporn)

Aktivitas listrik tanpa denyut (PEA)

Otot jantung gagal memompa darah meski menerima stimulasi listrik, sehingga tidak ada denyut yang dihasilkan.

Asistol

Tidak ada aktivitas listrik sama sekali di jantung, yang berarti tidak ada denyut jantung.

Hubungan henti jantung dan serangan jantung

Meski berbeda, keduanya bisa saling terkait. Serangan jantung dapat memicu henti jantung, terutama jika otot jantung rusak dan mengganggu sistem listriknya. Namun, henti jantung tidak menyebabkan serangan jantung.

Kendati demikian henti jantung dan serangan jantung merupakan kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dan penggunaan AED (Automated External Defibrillator) dapat menyelamatkan nyawa saat terjadi henti jantung.

[Gambas:Video CNN]

(isn/isn)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi