Studi Temukan Pekerjaan Bisa Jadi Penyebab Kamu Susah Tidur

3 days ago 8

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Pernah merasa sulit tidur meskipun tubuh terasa lelah? Atau bangun di pagi hari dengan kepala berat, seperti tidak benar-benar beristirahat semalam? Anda mungkin menyalahkan kopi sore, skroll TikTok terlalu lama, atau stres sesaat.

Tapi ternyata jawabannya tidak sesederhana itu. Sebuah studi teranyar menemukan, pekerjaan bisa jadi penyebab Anda sulit tidur hampir setiap malam.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Occupational Health Psychology menganalisis data lebih dari 1.000 pekerja selama sepuluh tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis dan pola kerja seseorang berpengaruh besar terhadap kualitas tidur mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi ini mengukur tidur sehat bukan hanya dari durasi, tetapi juga dari keteraturan waktu tidur, kepuasan pribadi terhadap tidur, kewaspadaan di siang hari, efisiensi tidur (seberapa cepat tertidur), hingga keselarasan waktu tidur dengan ritme biologis alami tubuh.

Para peneliti mengidentifikasi tiga kelompok besar pola tidur, yakni good sleepers atau mereka yang memiliki kualitas tidur baik dan teratur, insomnia sleepers, mereka yang tidurnya sebentar, tidak nyenyak, dan sering terbangun di malam hari, serta catch-up sleepers, mereka yang tidur cukup dan berkualitas, tapi harus menebus kekurangan tidur di hari kerja dengan tidur lebih lama di akhir pekan. Dua kategori terakhir inilah yang paling banyak ditemukan pada mereka yang pola kerjanya tidak ideal.

Studi ini kemudian memusatkan perhatian pada dua jenis pekerjaan yang umum saat ini, yaitu pekerjaan yang bersifat sedenter, di mana pekerja duduk hampir sepanjang hari dan pekerjaan dengan jam kerja tidak tradisional seperti shift malam atau akhir pekan.

Hasilnya cukup mengejutkan, pekerja dengan gaya hidup sedenter memiliki risiko 37 persen lebih tinggi mengalami gejala insomnia. Sementara mereka yang bekerja dengan jadwal tidak teratur mengalami peningkatan risiko sebesar 66 persen untuk menjadi catch-up sleepers. Artinya, mereka harus "mencuri" waktu tidur ekstra di luar hari kerja demi memenuhi kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi.

Menukil Real Simple, para ahli mengatakan bahwa pekerjaan yang mengharuskan kita duduk lama tanpa aktivitas fisik, berada di ruangan tanpa paparan cahaya alami, atau yang mengganggu ritme sirkadian tubuh, sangat mungkin mengacaukan pola tidur. Selain itu, pekerjaan dengan tuntutan tinggi dan stres berat juga meningkatkan kadar hormon kortisol dan adrenalin yang membuat tubuh tetap waspada, bahkan saat seharusnya istirahat.

Namun, kabar baiknya adalah Anda tak perlu langsung mencari pekerjaan baru hanya agar bisa tidur nyenyak. Ada beberapa strategi sederhana yang bisa diterapkan untuk memperbaiki kualitas tidur, bahkan jika jenis pekerjaan tidak bisa diubah. Berikut beberapa caranya:

1. Bergerak lebih sering

Lakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, peregangan, atau yoga terutama tiga jam sebelum tidur.

2. Jaga konsistensi waktu tidur

Tidur dan bangunlah pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.

3. Terpapar cahaya alami

Usahakan keluar ruangan di siang hari atau duduk di dekat jendela untuk menjaga ritme tubuh tetap seimbang.

Shot of tired businesswoman stretching body for relaxing while working with computer in the office.Ilustrasi. Pekerjaan bisa menyebabkan Anda sulit tidur di malam hari. (Stockphoto/nensuria)

4. Aktif bersosialisasi

Interaksi sosial membantu menjaga mood dan ritme sirkadian yang sehat.

5. Kurangi konsumsi kafein

Hindari kopi atau minuman berkafein setelah jam makan siang.

6. Batasi kerja di luar jam kerja

Hindari laptop atau ponsel untuk urusan kantor menjelang waktu tidur.

7. Kelola stres

Coba teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau menulis jurnal sebelum tidur.

[Gambas:Video CNN]

(tis/tis)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi