Jakarta, CNN Indonesia --
Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama (MSKBL) kembali diresmikan setelah rampung menjalani revitalisasi. Kini, museum yang menyimpan lebih dari 1.000 artefak penting itu memiliki teknologi interaktif dan pameran temporer.
Peresmian hasil revitalisasi Museum Banten Lama tersebut dilakukan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 20 Januari 2025, sekaligus meninjau Benteng Speelwijk, Keraton Kaibon, dan Keraton Surosowan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Revitalisasi museum ini, termasuk penambahan teknologi interaktif dan pameran temporer, diharapkan mampu memperkuat fungsinya sebagai pusat narasi, literasi, dan edukasi budaya," kata Fadli Zon di Serang, Banten.
"Museum bukan hanya tempat menyimpan artefak, tetapi juga ruang hidup yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini melalui inovasi dan teknologi," lanjutnya.
"Situs-situs ini adalah pengingat dinamika sejarah yang membentuk identitas kita hari ini. Pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatannya merupakan tanggung jawab generasi kita kepada masa depan," ujarnya.
Museum Banten Lama sepanjang 2024 sudah menerima lebih dari 60 ribu pengunjung. Dengan modal tersebut, Fadli mengingatkan kolaborasi lintas sektor, seperti pemerintah pusat dengan daerah, akademisi, serta komunitas, menjadi penting untuk meningkatkan keberlanjutan pelestarian dan pengembangan situs budaya.
Selain itu, Fadli meminta penghidupan kembali narasi dalam pengelolaan situs budaya guna menemukan kembali identitas bangsa Indonesia di tengah gempuran budaya asing.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan revitalisasi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama (MSKBL) dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Banten. (dok. Kementerian Kebudayaan)
Fadli juga mengingatkan bahwa kebudayaan merupakan fondasi pembangunan bangsa, sehingga pelestariannya tidak cukup bersifat statis, tetapi juga mesti dinamis, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
"Misalnya, mendokumentasikan rumah tinggal Syekh Yusuf, pahlawan nasional yang pernah tinggal di Banten untuk menyebarkan Islam dan diakui pula sebagai pahlawan di Afrika Selatan, atau menentukan lokasi pasti pendaratan pertama Cornelis de Houtman di Pelabuhan Banten," kata Fadli.
"Rekonstruksi cerita dan gambaran peristiwa masa lalu ini penting untuk memperkaya pemahaman kita," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli turut mengunjungi Masjid Agung Banten yang memiliki perpaduan arsitektur Jawa, Tiongkok, dan Eropa. Ia juga berdialog dengan komunitas pelestari budaya Banten termasuk soal gagasan pembangunan Taman Budaya Banten, serta pelaksanaan festival budaya dan aktivasi komunitas.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon,meninjau Benteng Speelwijk, Keraton Kaibon, dan Keraton Surosowan. (dok. Kementerian Kebudayaan)
Fadli menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung berbagai kegiatan dan upaya menghidupkan kembali ekosistem pelestarian kebudayaan Indonesia. Selain itu, ia mengusulkan Gedung Negara Eks Karesidenan Banten dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik dan pusat seni budaya
"Banten ini memiliki kekayaan budaya luar biasa, tetapi WBTb (Warisan Budaya Takbenda) yang tercatat dari Banten baru mencapai 32 dari 2.213 WBTb di seluruh Indonesia. Potensi ini harus terus kita dorong agar lebih banyak tercatat." tambahnya.
"Banten adalah salah satu pusat peradaban penting Nusantara dengan warisan budaya yang luar biasa. Komitmen kita adalah memastikan pelestarian budaya ini tidak hanya sebagai kenangan masa lalu, tetapi juga sebagai inspirasi dan kekuatan untuk membangun masa depan bangsa." kata Fadli Zon.
(end/end)