Prabowo Turun Tangan Urusi Sengketa 4 Pulau Aceh dengan Sumut, Hendri Satrio: Sekali Lagi Menteri Repotkan Presidennya

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti komunikasi kabinet pemerintahan Prabowo Subianto. Terkait sengketa empat pulau antata Aceh dan Sumatera Utara (Sumit).

Hensa menilai hal tersebut merupakan masalah. Mencerminkan kurangnya komunikasi menteri hingga memaksa presiden turun tangan langsung menyelesaikan konflik.

“Lagi-lagi ini masalah komunikasi, menurut saya ini seharusnya enggak sampai ke meja presiden. Kalau komunikasi dilakukan dengan baik, masalah ini bisa selesai di level menteri,” ujar Hensa dikutip dari pernyataan tertulis, Rabu (17/6/2025).

Hensa bahkan menyentil Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Menurutnya, Tito bisa melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait.

“Sebenarnya, sebelum menerbitkan Keputusan Menteri, Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri bisa melakukan komunikasi dengan Aceh dan Sumatera Utara, terutama dengan Aceh, sehingga case-nya tidak seperti ini,” ujar Hensa.

“Kalau Tito melakukan komunikasi terlebih dahulu, pasti dia akan mendapatkan masukan juga dari Aceh, dan pastinya Prabowo tidak akan kerepotan hingga harus turun tangan,” tambahnya.

Apa yang terjadi dalam penanganan sengketa pulau, disebut Hensa sebagai persoalan berulang. Biangnya masalah komunikasi yang melibatkan menteri-menteri Kabinet Prabowo.

Ia menjelaskan, komunikasi yang buruk tidak hanya memicu konflik, tetapi juga membebani Presiden Prabowo. Padahal Prabowo harusnya fokus pada agenda strategis nasional.

“Ini menambah daftar panjang menteri Prabowo yang merepotkan presidennya akibat masalah komunikasi, sejak awal komunikasi ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi kabinet Prabowo,” tegasnya.