Propam Periksa Polisi di Surabaya yang Hantam Kepala Mahasiswa

1 day ago 6

Surabaya, CNN Indonesia --

Seorang anggota kepolisian di Surabaya diduga melakukan kekerasan dengan menghantam kepala seorang mahasiswa aksi 'Indonesia Gelap', di DPRD Jatim, Senin (17/2).

Dia adalah Aiptu YT anggota Unit Binmas Polsek Bubutan Polrestabes Surabaya. Aksinya yang menghantam kepala seorang mahasiswa terekam dalam video dan viral di media sosial.

Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan mengatakan, Aiptu YT sudah diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jatim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dimintai keterangan di Propam Polda Jatim," kata Rina di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (20/2).

Usai diperiksa Bidpropam Polda Jatim, kata Rina, Aiptu YT telah dilimpahkan ke Polrestabes Surabaya untuk diproses secara etik lebih lanjut.

"Dimintai keterangan di Polda Jatim, habis itu dilimpahkan lagi ke Polrestabes, karena dia kan anggota Polrestabes," ucap dia.

Sementara itu, melalui akun resmi X-nya Divpropam Polri, @Divpropam mengatakan, Bidpropam Polda Jatim sudah melakukan pemeriksaan. Hasilnya Aiptu YT dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran.

"Dengan hasil yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran-pelanggaran. Saat ini, berkas pemeriksaan sudah dilimpahkan ke Siepropam Polrestabes Surabaya untuk proses lebih lanjut," tulis akun @Divpropam.

Meski demikian tidak disebutkan sanksi atau hukuman apa yang dijatuhkan kepada Aiptu YT, usai terbukti melakukan tindak kekerasan kepada mahasiswa.

Sebelumnya, seorang mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berinisial NZ, diduga ditangkap dan mengalami tindak kekerasan dari aparat saat mengikuti aksi 'Indonesia Gelap' di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, Senin (17/2).

NZ, yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unesa ini adalah bertugas sebagai salah satu negosiator dalam aksi. Ia mengatakan, insiden kekerasan itu terjadi saat aparat mulai menembakkan water cannon ke arah massa.

"Waktu chaos sampai water cannon disemprot, saya masih lobbying dengan polisi, terutama provos, karena dari korlap aksi massa dari pada nanti aksi nggak selesai akhirnya lobby pihak polisi agar tidak chaos," kata NZ usai dibebaskan, Selasa (18/2).

Namun, situasi berubah menjadi ricuh tak lama setelah water cannon ditembakkan. Tiba-tiba ada aparat yang memukulnya, menginjaknya dan menggeretnya.

NZ mengaku digeret ke arah dalam Gedung DPRD Jatim, di sepanjang jalan itu, dia terus dipukuli. Ia pun sempat lemas hingga tidak sadarkan diri setelah mengalami kekerasan.

"Lalu diamankan digeret ke dalam. Waktu jalan juga masih kena hantam dan sebagainya. Sampailah di depan teras lobby DPRD memang ada aparat polisi masih memukuli saya. Sampai situ [lobby] saya tepar, tidak sadar diri, tergeletak lemas. Lalu dibangunkan satpam," tuturnya.

Dia kemudian diinterogasi oleh polisi soal data pribadinya seperti nama dan alamat. Meski tidak mengalami intimidasi verbal, dia menyayangkan tindakan kekerasan yang dialaminya.

NZ juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat bertanya kepada aparat mengapa dirinya ditangkap dan dipukul. Padahal dirinya adalah seorang negosiator yang meminta pimpinan DPRD Jatim menemui massa, dan aksi bisa berakhir kondusif.

"Saya akan menempuh jalur hukum. Ini sedang dikonsolidasikan dengan seluruh BEM dari Jatim untuk mengawal tindakan represif dari polisi," pungkasnya.

Di sisi lain, polisi membantah telah menangkap lima mahasiswa massa aksi 'Indonesia Gelap' saat demonstrasi di depan DPRD Jatim Surabaya, Senin (17/2).

Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Wibowo membantah pihaknya sudah menangkap lima orang mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa.

(dal/frd)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi