Jakarta, CNN Indonesia --
Jantung berdebar sebagai hal sangat normal, membuat tak banyak orang menyadari bahwa dirinya terkena aritmia. Aritmia adalah gangguan irama pada sistem kelistrikan jantung, menyebabkan denyut jantung jadi lebih lambat (bradikardi), lebih cepat (takikardi), atau tidak beraturan.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia dari Mayapada Hospital Tangerang, dr. Agung Fabian Chandranegara, SpJP (K), FIHA, menegaskan, penyakit aritmia perlu mendapatkan perhatian khusus karena termasuk kegawatdaruratan jantung yang perlu ditangani dengan tepat dan cepat.
Secara umum, denyut jantung dikendalikan oleh sistem kelistrikan dengan ritme teratur dalam rentang waktu 60-100 kali/menit. Jika denyut jantung tidak normal, jantung tidak dapat memompa darah sesuai porsi, di mana hal ini dapat mengakibatkan gangguan asupan darah ke organ tubuh lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depannya, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ penting lain, termasuk serangan jantung. Adapun gejala aritmia ditandai dengan palpitasi (jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur,) sesak napas, pusing atau pingsan, kelelahan tidak wajar, sampai nyeri dada.
Untuk itu, dr. Agung secara khusus mendorong penderita aritmia untuk melakukan evaluasi gejala dan riwayat medis pasien melalui sejumlah pemeriksaan fisik atau penunjang, salah satunya Electrophysiology Study (EP Study).
Bukan hanya pemeriksaan dengan EP Study, ada juga cara lain seperti Elektrokardiografi (EKG), Treadmill Test, dan Holter Monitor sebagai tindakan penunjang untuk mendapatkan diagnosis aritmia.
"Electrophysiology Study merupakan golden standard untuk mendiagnosa aritmia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipetakan aktivitas listrik jantung sehingga titik penyebab gangguan kelistrikan jantung dapat diketahui. Berdasarkan hasil EP Study dapat menentukan jenis aritmia dan terapi yang dibutuhkan untuk mengembalikan irama jantung normal," ujar dr. Agung.
Nantinya, penanganan aritmia akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan. Sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi aritmia mencakup penggunaan obat-obatan, pemasangan alat pacu jantung atau pacemaker, hingga tindakan pembedahan.
Ada metode paling baru yang dapat membantu mengatasi aritmia, yakni ablasi jantung. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia dan Intervensi dari Mayapada Hospital Surabaya, dr. Rerdin Julario, SpJP(K), menjelaskan tentang prosedur terkait.
"Tindakan ablasi jantung merupakan tindakan untuk mengoreksi aritmia dengan cara memasukkan kateter melalui pembuluh darah sampai ke jantung. Elektroda pada ujung kateter dilengkapi dengan energi radio frekuensi untuk mengablasi titik tertentu pada jantung yang menyebabkan aritmia sehingga jantung dapat kembali berdenyut normal," ujar dr. Rerdin.
Jangan Tunggu Lebih Lama, Konsultasikan Kondisi Jantung
Ketika terasa tanda-tanda tak wajar yang dicurigai sebagai aritmia, seperti denyut jantung berdebar kencang tak beraturan, segera konsultasi dengan dokter untuk mencegah kemungkinan yang lebih buruk.
Layanan Cardiovascular Center Mayapada Hospital yang tersedia di seluruh unit Mayapada Hospital dapat menangani permasalahan jantung. Memiliki prosedur pemeriksaan yang advanced, dan didukung tim dokter multidisiplin dengan fasilitas lengkap dan canggih, kasus jantung dapat dirawat dan ditangani secara komprehensif dan terintegrasi.
Layanan Cardiovascular Center yang tersedia di seluruh unit Mayapada Hospital juga memliki layanan Cardiac Emergency, siaga selama 24 jam menangani kegawatdaruratan jantung dengan standar protokol internasional Door to Balloon kurang dari 90 menit. Layanan Cardiac Emergency dapat diakses dengan menghubungi kontak emergency 150990 atau melalui fitur button Emergency Call di MyCare.
Hingga saat ini, layanan terintegrasi Cardiovascular Center Mayapada Hospital telah banyak melakukan tindakan advanced, termasuk kateterisasi jantung, pemasangan stent, ablasi jantung, serta bedah jantung. Lalu, juga tindakan advanced berupa penggantian katup jantung (mitral dan aorta), penanganan gangguan pembuluh darah aorta dengan prosedur TEVAR dan Bentall, sampai bedah jantung untuk menangani penyakit jantung bawaan pada anak seperti Tetralogi of Fallot, ASD dan VSD.
Guna mendukung kemudahan akses layanan, Mayapada Hospital menyediakan aplikasi MyCare yang memungkinkan pasien menjadwalkan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter serta booking Medical Check Up tanpa antre, karena MyCare telah terintegrasi dengan berbagai metode pembayaran.
Keunggulan lainnya, MyCare juga dapat memantau rutinitas olahraga seperti langkah, kalori terbakar, detak jantung, dan body mass index (BMI). Unduh aplikasi MyCare di Google Play Store dan App Store, dan dapatkan poin diskon bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.
(rea/rir)