Razia Politik Uang, Anggota DPRD Banggai Digedor saat Bugil di Toilet

2 weeks ago 16

8000 hoki List Login website Slots Gacor Thailand Terpercaya Gampang Lancar Scatter Full Non Stop

hokikilat.com Top Situs server Slots Gacor Cambodia Terbaik Mudah Win Full Non Stop

1000hoki.com Data ID server Slot Maxwin Myanmar Terpercaya Pasti Scatter Full Banyak

5000hoki Situs web Slots Maxwin Japan Terpercaya Gampang Jackpot Terus

7000hoki List Daftar situs Slot Maxwin Vietnam Terkini Mudah Lancar Scatter Setiap Hari

9000hoki Data Login situs Slot Gacor Terbaik Pasti Win Non Stop

Data Login situs Slots Maxwin basis Myanmar Terpercaya Mudah Lancar Jackpot Full Setiap Hari

Idagent138 Slot Anti Rungkat Online

Luckygaming138 Akun Slot Game Online

Adugaming Daftar Id Slot Maxwin Online

kiss69 Daftar Id Slot Anti Rungkat Terbaik

Agent188 Daftar Id Slot

Moto128 login Slot Maxwin Terpercaya

Betplay138 Akun Slot Gacor Online

Letsbet77 Daftar Akun Slot Online

Portbet88 Akun Slot Gacor

Jfgaming168 Daftar Id Slot Online

Mg138 Slot Gacor Terbaik

Adagaming168 Akun Slot Anti Rungkad

Kingbet189 Id Slot Maxwin Terbaik

Summer138 Id Slot Game Terbaik

Evorabid77 Id Slot Anti Rungkad Terbaik

Makassar, CNN Indonesia --

Dua anggota DPRD Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Lutfi dan Suwardi diduga menjadi korban intimidasi dan penganiayaan pada saat menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU).

Peristiwa itu terjadi saat sejumlah orang melakukan razia dengan alasan kecurigaan terhadap dugaan praktik politik uang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini pun telah dilaporkan ke pihak kepolisian.

"Iya, saat ini laporan tersebut akan kami backup penangananya di Polres Banggai dan lakukan pemeriksaan saksi juga pemeriksaan terhadap pelapor," kata Kapolres Banggai, AKBP Putu Binangkari kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/4).

Sementara ini, kata Putu pihaknya akan melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi, pelapor dan barang buktinya.

"Setelah tahapan tersebut, akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan tahapan selanjutnya," ungkapnya.

Kasus penganiayaan yang dialami oleh anggota legislatif Banggai, Lutpi Samaruddin terjadi pada Sabtu (5/4) sekitar pukul 03.00 WITA, saat berada di rumah mertuanya.

Dalam keterangan tertulisnya, Lutfi mengatakan kondisi jelang PSU memanas setelah kehadiran seorang anggota DPR di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Massa merampas sebuah map berisi dokumen yang menurutnya hanya berisikan daftar pemilih tetap (DPT) dan hasil cetak survei.

"Massa diduga curiga terhadap dugaan praktik politik uang di lokasi tersebut. Awalnya mereka hanya memantau, tetapi begitu anggota DPR RI tiba, mereka semakin bersemangat melakukan razia. Mereka memeriksa mobil dan masuk ke dalam rumah," kata Lutfi, Selasa (8/4).

Kemudian Lutfi menolak menyerahkan dokumen DPT dan materi survei yang berada di mobilnya, sehingga berujung pada aksi kekerasan. Lutfi mengaku dirinya dicekik oleh salah satu pelaku hingga bajunya robek.

"Massa bubarkan diri, karena gagal menemukan bukti yang mereka cari," ujarnya.

Sementara itu, anggota DPRD Banggai lainnya, Suwardi juga mengaku mengalami insiden yang sama di lokasi yang berbeda di Desa Tanah Abang Kecamatan Toili di rumah seorang warga inisial YT, Sabtu (5/4) sekitar pukul 06.30 WITA. Ia turut melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

Kejadian itu terjadi pada saat dirinya tengah berada di kamar mandi, kemudian datang sekelompok orang yang mendobrak pintu dan memaksanya keluar.

Namun, Suwardi menolak keluar karena dalam keadaan telanjang. Setelah keluar, Suwardi dipaksa mengeluarkan semua barang dari tasnya untuk diperiksa.

Setelah itu, ketika berada di ruang tamu, seorang pria yang mengenakan masker dan topi menarik bajunya dan mendorongnya keluar agar dilihat oleh warga.

Klarifikasi Anggota DPR RI

Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Beniyanto Tamoreka membantah keterlibatan dirinya yang dianggap melakukan intimidasi maupun persekusi menjelang PSU Pilkada Banggai, pada Sabtu (5/4).

"Sehubungan dengan adanya pemberitaan terkait keterlibatan Ir.H. Beniyanto Tamoreka melakukan intimidasi maupun persekusi menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada kabupaten Banggai, pada 05 April yang lalu, itu tidak benar adanya," kata Tim Media Centre Beniyanto Tamoreka.

Kehadiran Beniyanto di lokasi tersebut bermaksud ingin mendamaikan dan melerai massa yang telah berkumpul di salah satu rumah warga yang terletak di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili.

Keberadaan Beniyanto sekitar pukul 03.00 WITA, tengah berada di sebuah hotel, kemudian mendapatkan telpon dari salah satu warga menginformasikan bahwa terjadi pengumpulan warga di desa tersebut.

"Untuk itu, Beniyanto melerai masa yang mulai memanas tidak selang berapa menit, pihak Bawaslu Kabupaten Banggai dan anggota Polres Banggai datang ke lokasi kejadian," ungkapnya.

Dalam video yang beredar sudah sangat jelas, Beniyanto tidak tidak ada melakukan kekerasan dan menyuruh masa untuk melakukan kekerasan.

"Video yang banyak beredar di medsos sengaja dipelintir oleh beberapa pihak yang sebenarnya tidak sesuai fakta di lapangan," pungkasnya.

(mir/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi