loading...
Aurora Borealis atau Cahaya Utara dapat terlihat saat aktivitas di permukaan matahari sedang pada puncaknya. Foto/WPR.org
JAKARTA - Komet langka A3 muncul di langit Bali pada Sabtu 28 September 2024 dan berpotensi menampakkan diri lagi di wilayah Indonesia hingga awal Oktober lantaran tengah melintasi tata surya bagian dalam.
Selain penampakan komet langka A3 yang dapat disaksikan dengan mata telanjang, ada beberapa fenomena langit lain yang akan muncul dalam waktu dekat.
Astronom Paul Kinzer, penulis Stargazing Basics: Getting Started in Recreational Astronomy dan anggota La Crosse Area Astronomy Club, menyebut ada delapan peristiwa langit dalam beberapa pekan dan bulan mendatang, apa saja?
Berikut ulasannya sebagaimana dilansir dari WPR.org, Senin (30/9/2024) :
1. Hujan meteor
Hujan meteor Geminid diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tanggal 13-14 Desember 2024. Sayangnya, bulan purnama pada waktu yang sama akan membuat hujan meteor sulit dilihat.
"Hujan akan berlangsung selama berminggu-minggu, jadi jika keluar pada malam-malam sebelum dan sesudah bulan purnama itu, Anda mungkin akan melihat sesuatu," kata Kinzer.
2. Cahaya Utara
Aurora Borealis atau Cahaya Utara dapat terlihat saat ini karena aktivitas di permukaan matahari sedang pada puncaknya.
Badai matahari bersifat magnetis, mengandung listrik, sangat rumit dan aneh. Dan setiap beberapa saat, salah satunya memuntahkan beberapa material dari matahari. Satu atau dua hari kemudian, mereka mengenai atmosfer Bumi, menyebabkan Cahaya Utara.
3. Supermoon
Fenomena supermoon dalam waktu dekat diperkirakan akan muncul pada 17 Oktober dan 15 November 2024. Supermoon terjadi ketika bulan purnama, paling dekat dengan Bumi dan terlihat lebih besar.
4. Bintang Nyala
T Coronae Borealis atau T CrB atau Blaze Star adalah nova berulang, dua bintang yang saling memakan hampir sampai meledak. Setiap 80 tahun, T Crb meningkat kecerahannya sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sebuah bintang katai putih kecil yang panas menarik hidrogen dari bintang raksasa merah, dan setiap 80 tahun, hidrogen sebanyak itu meledak," kata Kinzer.
Fenomena langit ini akan muncul pada bulan Oktober. Setelah beberapa hari, ia akan sekali lagi menghilang selama 80 tahun.
5. Jupiter dan bulannya
Planet Jupiter saat ini dapat diamati di langit. Namun alih-alih terlihat seperti bintang, penampakannya mirip bola kecil. Dengan bantuan teropong, kita dapat melihat empat bulan dari 95 bulan yang mengelilingi planet terbesar di tata surya itu.
6. Saturnus
Planet Saturnus sekarang terlihat tepat ketika gelap dan akan tetap demikian hingga akhir tahun. Saat ini NASA telah mengirim pesawat rotorcraft mirip drone untuk mempelajari Titan, bulan terbesar Saturnus, yang diyakini mengandung bahan organik. Sebuah rotorcraft berdelapan bilah bernama Dragonfly dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2027 untuk tiba di tujuannya pada tahun 2034.
7. Klaster Bintang Pleiades
Dikenal sebagai Tujuh Saudari, Gugus Bintang Pleiades muncul tidak lama setelah gelap. Pemandangan langit ini dapat dinikmati dengan mata telanjang. "Tetapi dengan sepasang teropong, Anda dapat melihat puluhan bintang, kebanyakan berwarna biru cerah yang bagus," kata Kinzer.
Fenomena ini cukup luar biasa mengingat bintang-bintang itu berjarak 430 tahun cahaya, atau 2.500 triliun mil.
8. Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda, galaksi besar terdekat dengan Bima Sakti, dapat diamati di langit malam. Bentuknya mirip sebuah gumpalan kecil yang kabur. "Gumpalan kecil yang kabur itu terdiri dari puluhan miliar bintang. Dan cahaya yang mengenai mata Anda meninggalkan bintang-bintang itu dua setengah juta tahun lalu," kata Kinzer.
(msf)