Jakarta, CNN Indonesia --
Botox tergolong aman asal dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten dan sesuai indikasi. Namun ada beberapa efek samping botox yang perlu diwaspadai. Apa saja?
Botox dikenal sebagai prosedur cepat dan minim downtime yang populer untuk meredakan kerutan. Sebelum melakukan prosedur botox sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan efek samping botox.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi dan Estetika Arini Astasari memaparkan berbagai efek samping botox, mulai dari yang ringan hingga yang sangat jarang terjadi.
Efek samping botox
Menurut Arini, efek samping botox yang muncul pada sebagian besar pasien biasanya hanya temporer dan wajar terjadi.
"Botox adalah prosedur yang sangat aman jika dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan kompeten. Efek sampingnya umumnya bersifat sementara dan ringan," jelas Arini saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Selasa (25/11).
Berikut beberapa efek samping botox yang perlu Anda ketahui.
1. Bengkak dan memar di area suntikan
Beberapa efek samping ringan yang wajar terjadi yaitu nyeri atau kemerahan ringan di area suntikan, sedikit bengkak, sakit kepala ringan, dan memar kecil (bruising).
Memar dapat diminimalkan dengan menghindari konsumsi obat pengencer darah seperti aspirin, ibuprofen, atau suplemen vitamin E beberapa hari sebelum prosedur.
2. Kelopak mata turun (ptosis)
Kelopak mata turun atau ptosis merupakan salah satu efek samping yang paling banyak membuat pasien khawatir.
"Ptosis sebenarnya dapat dicegah. Kondisi ini terjadi jika suntikan tidak tepat sehingga toksin menyebar ke otot pengangkat kelopak mata," ujar Arini.
Sebuah publikasi di Plastic and Reconstructive Surgery juga menegaskan bahwa pemahaman anatomi wajah dan penggunaan dosis yang tepat merupakan kunci utama pencegahannya.
3. Ekspresi wajah terlihat kaku
Kesan kaku dan tidak natural juga bisa muncul ketika dosis botox terlalu tinggi atau titik suntik tidak akurat.
4. Spock brow
Spock brow adalah kondisi ketika ujung alis terangkat terlalu tinggi sehingga tampak seperti karakter Spock. Fenomena ini disebabkan karena ketidakseimbangan pelemahan otot di area dahi.
5. Efek samping sistemik
Efek samping sistemik terjadi karena toksin menyebar ke luar area suntikan. Tapi, hal ini sangat jarang terjadi dan umumnya dikaitkan dengan dosis botox yang sangat besar.
Gejalanya bisa berupa kelemahan otot, gangguan penglihatan, kesulitan menelan, hingga sesak napas.
Arini menegaskan bahwa risiko efek sistemik ini sangat rendah, terutama bila prosedur dilakukan dengan standar medis yang tepat.
Bagaimana cara mengurangi risiko efek samping botox?
Risiko efek samping botox dapat diminimalkan dengan beberapa langkah berikut.
- Memilih dokter berpengalaman dan kompeten
- Menjalani konsultasi sebelum prosedur
- Mengikuti instruksi pra dan pasca tindakan
- Menyampaikan kondisi kesehatan atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi
Dengan pendekatan yang tepat, botox bisa menjadi prosedur yang aman dan sesuai kebutuhan, baik untuk estetika maupun medis.
(avd/els)

2 hours ago
1











































