4 hours ago
2
Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina dan akademisi Rocky Gerung
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Nama Silfester Matutina kembali menjadi perhatian publik usai pernyataannya yang menyeret Partai Demokrat dalam pusaran isu panas soal ijazah Jokowi dan wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Namun di balik pernyataannya yang kembali memancing kontroversi, rekam jejak hukum Silfester kembali mencuat.
Diketahui, Silfester bukan sosok tanpa cela. Ia pernah divonis satu tahun penjara karena menyebarkan hoaks yang mencemarkan nama baik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan keluarganya.
Putusan tersebut tercatat dalam amar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 100/Pid.B/2018/PN.Jkt.Sel, dan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi serta Mahkamah Agung.
Dalam kasus itu, Silfester dinyatakan bersalah karena orasinya pada 15 Mei 2017 di depan Gedung Baharkam Mabes Polri.
"Akar permasalahan bangsa ini adalah ambisi politik Yusuf Kalla. Mari kita mundurkan Yusuf Kalla JK, karena JK menggunakan isu (red) untuk memenangkan Anies-Sandi. Untuk kepentingan korupsi keluarga Yusuf Kalla," kata Silfester kala itu.
Ucapan itu dianggap mencemarkan nama baik dan tidak terbukti secara hukum. MA pun menolak kasasi Silfester pada 20 Mei 2019 dan menguatkan putusan satu tahun penjara bagi dirinya.
Kini, ia kembali tampil di ruang publik. Kali ini dengan menuding Partai Demokrat sebagai aktor di balik isu pemakzulan Gibran dan dugaan ijazah palsu Jokowi.
Tuduhan ini ia lontarkan saat menjadi narasumber di Kompas Petang dan langsung menuai kecaman luas.
"Isu pemakzulan dan ijazah palsu ini kalau kita lihat tidak mempunyai dasar hukum dan fakta konstitusi yang benar," tegas Silfester, dikutip Senin (28/7/2025).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
