Warner Bros Ajukan Mosi Penolakan Demi Superman Tayang Global

2 days ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Warner Bros. dan DC Comics mengajukan mosi penolakan atas perkara hak cipta Superman di luar negeri. Mosi penolakan itu merupakan gugatan untuk membatalkan gugatan dari Mark Peary, keponakan kreator Superman Joe Shuster.

Peary sejak Januari 2025 mengajukan gugatan untuk membatalkan hak cipta studio tersebut berdasarkan hukum di Inggris, Kanada, Australia dan Kanada yang berpotensi mengganggu perilisan film baru Superman pada Juli 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam mosi penolakan yang diajukan pada Rabu (5/3), Warner Bros. mencatat pengadilan berulang kali menolak klaim Peary, dengan menyatakan ibunya, Jean Peavy, telah melepaskan semua hak atas karakter Superman setelah kematian Shuster pada 1992.

"Gugatan Peary gagal dalam segala hal," bantah Daniel Petrocelli selaku pengacara studio tersebut seperti diberitakan Variety, Kamis (6/3).

Sementara itu, Marc Toberoff selaku pengacara Peary mengatakan pengalihan hak cipta secara otomatis berakhir 25 tahun setelah kematian penulis.

Sehingga, mereka mengajukan gugatan di pengadilan federal di New York, dengan alasan bahwa pengadilan AS memiliki yurisdiksi atas sengketa tersebut karena AS merupakan penanda tangan Konvensi Berne.

[Gambas:Video CNN]

Petrocelli pun berpendapat bahwa Konvensi Berne tidak dapat diberlakukan di pengadilan AS, dan bahwa kasus tersebut harus dibatalkan karena pengadilan tersebut tidak memiliki yurisdiksi.

Studio tersebut juga berpendapat bahwa klaim Shuster telah ditolak oleh hakim federal di Los Angeles, dan temuan tersebut dikuatkan oleh Pengadilan Banding Sirkuit ke-9 pada 2013.

Studio tersebut juga memberikan ringkasan dari banyak sengketa hukum yang telah muncul sejak Shuster dan Jerome Siegel pertama kali menyerahkan hak atas Superman seharga US$130 pada 1938.

Sejak saat itu, studio berpendapat, para kreator dan ahli waris mereka telah menerima jutaan dolar, disesuaikan dengan inflasi, dalam bentuk royalti dan pembayaran lainnya.

Setelah Shuster meninggal, saudara perempuannya - dan satu-satunya ahli waris - meminta DC Comics untuk menutupi utangnya dan meningkatkan pembayaran kepada keluarga yang masih hidup.

DC Comics menyetujui persyaratan tersebut, menaikkan pembayaran tahunannya dari US$5.000 menjadi US$25.000 per tahun selama sisa hidupnya. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa hal itu "menyelesaikan sepenuhnya semua klaim" mengenai hak cipta dan merek dagang Shuster.

Pada 2013, Pengadilan Banding ke-9 menemukan bahwa kesepakatan tersebut menghalangi upaya selanjutnya dari pihak ahli waris untuk membatalkan hak cipta.

Toberoff berpendapat bahwa pendapat Pengadilan Banding ke-9 hanya berkaitan dengan hukum hak cipta AS, dan tidak menyebutkan apa pun tentang hak Peary di negara lain.

Gugatan tersebut berupaya untuk menegaskan "ketentuan Dickens" dari hukum hak cipta Inggris, yang menurutnya juga berlaku di Kanada, Australia, Irlandia, Israel, Singapura, Hong Kong, India, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.

Sebagai tanggapan, Petrocelli berpendapat bahwa perjanjian 1992 mencakup "semua hak" - termasuk hak asing.

"Tidak ada pengecualian dalam perjanjian tahun 1992 yang mengatur hak cipta asing apa pun, apalagi hak cipta di 10 negara yang sekarang dituduhkan Peary dalam Gugatan," tulis Petrocelli.

[Gambas:Youtube]

Warner Bros. diharuskan menanggapi gugatan tersebut paling lambat 24 Maret, tetapi mengajukan mosi untuk membatalkan hampir tiga minggu lebih awal.

Studio tersebut meminta agar jika hakim tidak membatalkan kasus tersebut, kasus tersebut harus dilimpahkan kepada hakim Los Angeles yang menanganinya sebelumnya.

Superman baru akan memasuki ranah publik pada 2034.

(chri)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi