Jakarta, CNN Indonesia --
Tak afdol membahas industri teknologi dan telekomunikasi Prancis, terutama layanan internet, jika tak menyebut nama Xavier Niel. Sebab, ia adalah pakarnya.
Perusahaan yang didirikannya, Iliad, merupakan pemain utama bisnis teknologi dan layanan internet Prancis.
Tak cuma jago di satu bidang, Niel dikenal pengusaha ulung dengan portofolio bisnis luas. Selain sektor telekomunikasi dan teknologi, bisnis Neil mencakup properti, media hingga pendidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari segudang bisnis itu, Niel berhasil menjadi salah satu orang terkaya dunia. Forbes menaksir harta Niel tembus US$9,7 miliar atau setara Rp158 triliun (asumsi kurs Rp16.317 per dolar AS)
Niel adalah salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Prancis. Ia meruapakan pendiri dan pemilik saham mayoritas dari Iliad, perusahaan induk layanan telekomunikasi Free.
Ia lahir pada 25 Agustus 1967 di Maisons-Alfort, kota kecil di pinggiran Paris. Niel berasal dari keluarga kelas menengah. Ayahnya bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan manufaktur, sementara ibunya adalah seorang akuntan.
Sejak kecil, Niel menunjukkan minat besar pada teknologi. Niel remaja mengutak-atik komputer dan perangkat elektronik. Siapa sangka hobi ini menjadi aset utama dalam perjalanan kariernya.
Ia bersekolah di sekolah umum saat SMA, serta memilih untuk tak kuliah setelah lulus. Niel memutuskan terjun langsung ke bisnis teknologi.
Pada usia 19 tahun, Niel mengembangkan layanan Minitel, sistem daring yang dikembangkan oleh pemerintah Prancis sebelum munculnya internet. Ia menciptakan layanan berbasis hiburan di platform ini, yang dengan cepat menghasilkan keuntungan besar.
Proyek ini menjadi batu loncatan yang membawanya masuk ke dunia teknologi dan komunikasi. Pendapatannya dari Minitel menjadi modal awal yang membantunya mendirikan perusahaan sendiri, Iliad, pada 1999.
Tiga tahun berselang, Iliad meluncurkan layanan internet Free. Kemunculan Free mematahkan dominasi pemain lama seperti Orange dan SFR. Kuncinya, Free menawarkan akses internet broadband tanpa batas berharga murah. Saat itu, konsep 'unlimited' ini belum umum.
Sukses jadi penyedia internet terbesar di Perancis berkat tangan dingin Niel, Iliad pun memperluas operasinya ke layanan televisi, ponsel, bahkan ekspansi internasional di Italia dan Polandia.
Sebagai pendiri dan pemegang saham utama Iliad, Niel untung besar dari grup ini. Ia juga memupuk kekayaan dari berbagai investasi lainnya di sektor teknologi, termasuk punya saham di perusahaan-perusahaan rintisan di Silicon Valley.
Niel juga mendukung berbagai proyek teknologi melalui program akselerator startup dengan membuat Station F, kampus startup terbesar dunia yang berbasis di Paris. Program ini bekerja sama dengan Facebook, Microsoft hingga Amazon untuk mendukung ekosistem inovasi di Eropa.
Niel sempat jadi sorotan publik saat membeli hotel tua, mewah dan bersejarah, yang menjadi tempat tinggal pangeran Arab, yakni Hotel Lambret di 2022. Hotel itu ia beli seharga US$227 juta atau setara Rp3,6 triliun dari Pangeran Qatar Abdullah bin Khalifa al-Thani.
Ia mau menjadikan bangunan itu sebagai yayasan budaya. Hotel Lambret dibangun pada 1640. Perancangnya adalah salah satu arsitek favorit Raja Prancis Louis XIV.
Niel nampaknya gemar merogoh kocek buat membeli properti mewah. Sebelum Hotel Lambret, ia mengakuisisi Hotel Coulanges pada 2016.
Ia juga membeli sebuah bangunan di Rue Des Archives untuk dijadikan hotel mewah, rumah besar pribadi di Quai de la Tournelle, Hotel Gulbenkian, rumah mewah di distrik Villa Montmorency hingga Palais Rose di ujung Avenue Foch.
Layaknya orang super tajir dunia lainnya, Niel aktif dalam kegiatan filantropi. Ia mendirikan Ecole 42, sebuah sekolah pemrograman tanpa guru, gratis bagi semua kalangan. Program ini telah berkembang secara global, membuka cabang di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
Ia dikenal sosok visioner yang berani ambil risiko dan berpikir out of the box. Ia percaya pada pentingnya inovasi dan persaingan untuk mendorong kemajuan industri. Filosofi itu tercermin dalam pendekatan bisnisnya yang selalu mengedepankan efisiensi dan memberi nilai lebih buat para konsumen.
Pundi-pundi kekayaan Niel:
1. Iliad Group
2. Station F
3. Properti dan real estate
4. École 42
5. Surat kabar Le Monde
6 Produsen konten Nouvel Observateur dan Mediawan
7. Monaco Telecom
8. Orange Switzerland
9. Vodafone
10. Perusahaan real estat komersial yang berbasis di Paris, Unibail-Rodamco-Westfield
Pasangan hidup Neil adalah Delphine Arnault, seorang eksekutif bisnis terkenal, serta putri dari Bernard Arnault, pemilik konglomerat mewah LVMH.
Mereka mempunyai dua anak. Tak diketahui keduanya resmi menikah atau tidak. Pasangan superkaya ini sangat tertutup soal kehidupan pribadi. Niel dan Delphine jarang membahas hubungan mereka di hadapan publik dan lebih fokus pada kontribusi mereka di dunia bisnis dan filantropi.
(pta/pta)