
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ahli Gizi Kesehatan Masyarakat, Dr Tan Shot Yen menyarankan menu lokal dalam Makan Bergizi Gratis (MBG). Porsinya 80 persen dari seluruh menu yang disajikan.
“Alokasikan menu lokal sebagai 80 persen isi MBG di seluruh wilayah,” kata Tan di hadapan anggota DPR RI Komisi IX saat rapat dengar pendapat (RDP) pada Selasa (23/9/2025).
Jika itu diterapkan, ia mengatakan tiap anak bisa menyantap makanan lokalnya. Ia memberi gambaran, seperti di Sulawesi yang disajikan kapurung.
“Saya pengen anak Papua bisa makan ikan kuah asam, saya pengen anak Sulawesi bisa makan kapurung, tapi yang terjadi, dari Aceh sampai dengan Papua yang dibagi adalah burger,” ujarnya.
Padahal, bahan bakunya tidak ada di Indonesia. Seperti gandung yang tidak bisa tumbuh.
“Di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di Indonesia. Enggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di Indonesia,” ucapnya.
“Dibagi spagetti, dikasih bakmi Gacoan. Oh my god. Maaf ya, itu isi burgernya itu kastanisasi juga,” sambungnya.
Dia tak menampik, ada dapur yang menyiapkan makanan seperti ayam katsu. Tapi menurutnya, itu tak terjadi di semua daerah.
“Kalau ada yang dekat dengan kita, supaya kelihatan bagus kelihatan kayak chicken katsu. Tapi coba kalau di daerah, yang SPPG nya juga agak sedikit main,” ujarnya.
Tan juga menyentil menu daging yang tipis. Itu, kata dia bukan daging. Dia bahkan tak tahu namanya apa.
“Dikasih itu loh, benda tipis berwarna pink. Saya aja enggak pernah mengatakan ini adalah daging olahan, saya aja nista bilang itu daging olahan, saya enggak tahu itu produk apaan,” ucapnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: