CNN Indonesia
Selasa, 11 Feb 2025 07:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump terang-terangan menyatakan ingin membeli dan menguasai Jalur Gaza, Palestina.
Trump mengatakan ingin menguasai Gaza untuk dibangun kembali menjadi wilayah maju dan memastikan tak ada lagi milisi Hamas di sana.
"Kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambil alihnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak akan kembali. Tidak ada yang bisa kembali ke sana," kata Trump saat ditanya wartawan di dalam pesawat Air Force One selama menuju Super Bowl, Minggu (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wacana AS menguasai Gaza ini sudah digaungkan Trump dalam beberapa waktu terakhir. Trump beralasan ingin mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" yang menyediakan banyak lapangan kerja dan perumahan bagi "masyarakat seluruh dunia".
Negara-negara di dunia telah mengkritik keras gagasan ini karena melanggar hukum internasional.
Palestina sendiri sudah menyatakan penolakannya atas rencana Trump. Pasalnya, Trump tak cuma ingin menguasai Gaza, tetapi juga mengusir warga Palestina dari sana.
Trump mengatakan warga Gaza bisa direlokasi ke Yordania dan Mesir selama Gaza dibangun kembali. Yordania dan Mesir sudah menolak hal ini dengan menegaskan bahwa tanah Palestina adalah milik Palestina sehingga tak ada yang boleh dipindahkan dari sana. .
Apa yang terjadi jika Gaza dikuasai Trump?
Jika Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menguasai Gaza, dapat dipastikan bahwa akan ada perlawanan bersenjata yang meletus.
Milisi Hamas sudah secara tegas menyatakan ide Trump 'absurd' dan merupakan "resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan."
Hamas adalah pihak yang bertanggung jawab atas Gaza. Meskipun Hamas berperang dengan Israel, faktanya kelompok itu masih terus bertahan, bahkan telah merekrut anggota sebanyak yang sudah gugur.
Dilansir dari Al Jazeera, Hamas saat ini juga telah memperbaiki sebagian besar infrastrukturnya yang hancur imbas perang.
Selain mendapat perlawanan dari Hamas, rencana 'gila' Trump ini juga akan berdampak pada hubungan Israel dan negara Arab.
Pengamat di think tank Palestina Al-Shabaka, Tariq Kenney-Shawa, mengatakan Trump berpotensi menggagalkan prospek normalisasi Arab Saudi dan Israel jika AS benar-benar menguasai Jalur Gaza.
"AS 'mengambil alih' Gaza tidak hanya akan semakin menghalangi peluang kepentingan AS di kawasan itu terpenuhi, tetapi juga akan bertentangan dengan inti prinsip America First," kata Kenney-Shawa.
(blq/rds)