Apakah Badai Matahari Bahaya Buat Manusia?

1 month ago 13

Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena badai Matahari muncul awal Oktober 2024, dan digadang-gadang sebagai yang terkuat, bahkan lebih kuat dari tahun 2017 silam. Apakah badai Matahari berbahaya buat manusia?

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan pada Kamis (3/10), Matahari melepaskan suar X9.05 yang memancarkan radiasi energi tinggi.

'X' menunjukkan kategori intensitas tertinggi dan angka menentukan kekuatannya. Letusan suar itu mencapai puncaknya pada pukul 08.18 ET (19.18 WIB).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semburan Matahari kali ini memecahkan rekor sebagai yang terkuat dalam siklus Matahari sejauh ini. Bahkan, ini merupakan suar Matahari terkuat selama lebih dari tujuh tahun terakhir.

Fenomena badai Matahari memiliki dampak yang berbeda-beda di setiap wilayah Bumi, tergantung titik serangan atau kondisi geografisnya.

Badai Matahari merupakan ledakan besar dari permukaan matahari yang memancarkan semburan radiasi elektromagnetik yang intens.

Matahari yang terdiri dari plasma bermuatan listrik super panas dengan plasma yang terus mengalir menuju planet-planet sebagai angin Matahari, mengalirkan energi ke ruang dekat Bumi.Hal inilah yang membuat banyak pertanyaan, apakah jika badai matahari terjadi, manusia akan terkena dampaknya?

"Dengan banyaknya aktivitas Matahari akhir-akhir ini, minggu ini kami menjawab pertanyaan kunci tentang Badai Matahari dan dampaknya terhadap Bumi," tulis NASA dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter) pada Mei lalu.

Melalui postingan tersebut, NASA menjelaskan bahwa Badai Matahari tidak memiliki bahaya apa pun bagi manusia yang berada di Bumi. Pasalnya, medan magnet Bumi dan atmosfer tebal melindungi dari dampak langsung fenomena tersebut.

"Bagi kita yang berada di lapangan, jawaban singkatnya adalah tidak. Medan magnet bumi dan atmosfer tebal melindungi kita dari dampak langsung badai matahari. Anda tidak memerlukan pelindung radiasi apapun - planet kita menyediakannya," jelas NASA.

Bumi mempunyai medan magnet yang kuat dan besar yang dihasilkan oleh besi cair bermuatan yang berputar di intinya, sehingga menghalangi angin matahari bermuatan yang mengalir menuju Bumi. Inilah yang disebut magnetosfer.

Magnetosfer Bumi cukup besar dan kuat yang membentang ratusan kali radius Bumi atau kira-kira 4.000 mil. Magnetosfer menghadapi tekanan lebih besar pada sisi yang menghadap Matahari, yang luasnya 6 hingga 10 kali radius Bumi (antara 25.000 mil hingga 40.000 mil).

"Magnetosfer adalah perisai pelindung yang sangat bagus," kata Alexa Halford, peneliti fisika luar angkasa di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

"Ini memblokir sebagian besar radiasi dan cuaca buruk yang Anda dapatkan di luar angkasa, tapi tidak semuanya," lanjutnya.

Meski magnetosfer tidak melindungi Bumi secara sempurna, namun setidaknya ini hanya memberikan dampak secara tidak langsung untuk Bumi, seperti pemadaman listrik, mengganggu GPS dan sinyal satelit lainnya, ataupun pola cuaca dinamis di Bumi.

Namun, berbeda dengan astronaut di luar angkasa yang tidak memiliki banyak pelindung, Badai Matahari akan memiliki dampak yang lebih besar terhadap mereka.

Partikel Matahari yang energik dapat membuat astronaut terkena radiasi berbahaya. Dalam kondisi paling ekstrem, badai tersebut akan mengganggu komunikasi radio jarak jauh para astronot yang berpotensi membahayakan.

Oleh karena itu, NASA juga mengatur prosedur darurat bagi astronot untuk berlindung saat terjadi Badai Matahari. Seperti dengan penghentian sistem sensitif di satelit terlebih dahulu kemudian pesawat ruang angkasa astronot yang harus dilengkapi tempat perlindungan.

[Gambas:Twitter]

(rni/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi