Hindari Pemblokiran di AS, China Mulai Tawarkan TikTok ke Elon Musk

3 days ago 8

tim | CNN Indonesia

Selasa, 14 Jan 2025 11:58 WIB

Para pejabat China dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan menjual TikTok di ke miliarder Elon Musk untuk menghindari potensi pemblokiran di Amerika Serikat. Ilustrasi. Para pejabat China dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan menjual TikTok di ke miliarder Elon Musk untuk menghindari potensi pemblokiran. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, CNN Indonesia --

Para pejabat China dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan menjual platform media sosial TikTok di ke miliarder Elon Musk imbas undang-undang AS yang mengharuskan divestasi China dalam waktu dekat.

Menurut sumber anonim yang mengetahui masalah ini, satu skenario yang sedang didiskusikan di Beijing adalah media sosial X milik Musk akan membeli TikTok dari perusahaan induknya, ByteDance, dan menggabungkannya ke dalam platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari AFP, laporan ini memperkirakan nilai operasi TikTok di Amerika Serikat antara US$40 hingga US$50 miliar.

Meski Musk saat ini menduduki peringkat sebagai orang terkaya di dunia, laporan tersebut tidak menjelaskan bagaimana Musk dapat melakukan transaksi tersebut, atau apakah ia perlu menjual aset lainnya.

Pemerintah AS mengesahkan undang-undang tahun lalu yang mengharuskan ByteDance untuk menjual TikTok atau menghentikan operasinya. Undang-undang ini mulai berlaku pada Minggu (19/1), sehari sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik.

Pemerintah AS sebelumnya menuduh TikTok memungkinkan China mengumpulkan data dan memata-matai pengguna serta menjadi saluran untuk menyebarkan propaganda. China dan ByteDance sendiri telah membantah keras klaim tersebut.

TikTok menolak undang-undang tersebut, dengan mengajukan banding hingga ke Mahkamah Agung AS, yang mendengarkan argumen lisan mereka pada Jumat (10/1).

Dalam sidang tersebut, mayoritas hakim konservatif dan liberal yang terdiri dari sembilan hakim tampak skeptis terhadap argumen yang disampaikan oleh pengacara TikTok bahwa pemaksaan penjualan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak kebebasan berbicara dalam Amandemen Pertama.

Lebih lanjut, laporan dari Bloomberg ini menyebut pertimbangan China atas kemungkinan transaksi Musk sebagai sesuatu yang "masih awal," menggarisbawahi bahwa para pejabat China belum mencapai konsensus tentang bagaimana cara melanjutkannya.

Laporan ini juga mengatakan tidak jelas berapa banyak yang diketahui ByteDance tentang rencana pemerintah China tersebut.

TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP, tetapi seorang perwakilannya dikutip oleh Variety dengan menyebut "Kami tidak bisa diharapkan untuk mengomentari fiksi murni."

Sebagai informasi, Musk adalah sekutu dekat Trump dalam pemilihan presiden lalu. Musk diperkirakan akan memainkan peran berpengaruh di Washington dalam empat tahun mendatang.

Ia juga menjalankan perusahaan mobil listrik Tesla, yang memiliki pabrik utama di China dan menganggap negara ini sebagai salah satu pasar terbesar produsen mobil.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi