Pakar Urai Penyebab Kebakaran Los Angeles Ganas Saat Musim Dingin

6 days ago 11

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pakar mengurai alasan mengapa kebakaran besar yang melanda Los Angeles menjadi sangat ganas pada saat musim dingin.

Stefan Doerr, Direktur Pusat Penelitian Kebakaran Liar di Universitas Swansea mengatakan keganasan api yang melahap sejumlah wilayah bagian California Selatan ini merupakan dampak dari perubahan iklim yang semakin cepat.

"Beberapa penelitian telah menunjukkan secara meyakinkan bahwa musim kebakaran di California telah diperpanjang secara signifikan selama beberapa dekade terakhir," kata Doerr kepada Anadolu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka memperingatkan bahwa kebakaran hutan di musim dingin dapat lebih sering terjadi di tahun-tahun mendatang.

"Ini berarti kebakaran musim dingin sudah lebih sering terjadi di California Selatan dan diperkirakan akan lebih sering terjadi di masa mendatang seiring perubahan iklim yang terjadi," tambahnya.

Kimberley Simpson, peneliti solusi iklim berbasis alam di Sekolah Biosains di Universitas Sheffield, merujuk pada campuran anomali cuaca yang mematikan.

"Hujan lebat akibat El Nino awal tahun lalu, diikuti musim dingin kering berkepanjangan di California Selatan, telah mengakibatkan melimpahnya vegetasi kering - bahan bakar utama kebakaran hutan," kata Simpson.

Meski penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan, Simpson mencatat penelitian menunjukkan aktivitas manusia merupakan penyebab sebagian besar kebakaran hutan di AS.

Penyebaran api yang cepat dan tak henti-hentinya, kata Simpson, sebagian besar disebabkan badai angin Santa Ana yang terkenal kencang.

"Angin ini tidak hanya mengipasi api tetapi juga membawa bara api jauh, sehingga memicu kobaran api baru. Medan pegunungan di daerah yang terkena dampak membuat situasi semakin berbahaya, karena api menyebar lebih cepat di lereng yang curam dan upaya pemadaman kebakaran menjadi lebih sulit," kata Simpson kepada Anadolu.

Doerr juga menyuarakan kekhawatiran ini. Ia menekankan meski angin Santa Ana tidaklah aneh, dampaknya telah diperparah kondisi kekeringan yang sedang berlangsung.

"Fakta bahwa curah hujan musim dingin yang biasanya terjadi di iklim Mediterania di sini belum tiba berarti kondisi kekeringan terus berlanjut, dan karenanya, vegetasi sangat mudah terbakar," katanya.

Hal ini menimbulkan 'badai yang sempurna' untuk kebakaran hebat yang kita lihat sekarang.

Frekuensi dan tingkat keparahan kebakaran musim dingin ini telah membuat para ahli gelisah, yang menganggapnya sebagai penyimpangan meresahkan dari pola kebakaran hutan historis.

Di AS Bagian Barat, kata Simpson, musim panas dan musim gugur dianggap sebagai musim kebakaran hutan, karena suhu panas dan curah hujan rendah mengeringkan vegetasi, sehingga meningkatkan risiko penyulutan dan penyebaran kebakaran.

"Namun, kebakaran hutan kini terjadi lebih sering di luar musim normal, seperti yang terjadi di California Selatan saat ini," tambahnya.

Doerr meyakini meskipun kebakaran di California Selatan lebih umum terjadi pada bulan-bulan musim panas dan musim gugur, munculnya kebakaran hutan musim dingin yang parah adalah hal yang 'tidak biasa' dan sangat memprihatinkan.

"AS mengalami lebih banyak kebakaran musim dingin yang ekstrem ... dan ini terkait dengan perubahan iklim," tegasnya.

Doerr menjelaskan angin kering dan kencang yang dikombinasikan dengan kurangnya lapisan salju merupakan faktor utama dalam peristiwa kebakaran ekstrem ini.

Dengan demikian, para ahli sangat setuju perubahan iklim memainkan peran penting dalam mengintensifkan kebakaran hutan. Tidak hanya di California, tetapi secara global.

Menurut Doerr, perubahan iklim telah meningkatkan risiko kebakaran hampir di seluruh dunia, meningkat sebesar 27 persen secara global sejak tahun 1980-an.

"Dampaknya sangat parah di California, di mana sebagian orang kini menganggap musim kebakaran berlangsung sepanjang tahun," tambahnya.

Simpson menambahkan meningkatnya suhu global dan kekeringan berkepanjangan berdampak pada keringnya tumbuhan.

Hal ini membuatnya lebih mudah terbakar dalam jangka waktu yang lebih lama dalam setahun.

"Musim kebakaran yang berkepanjangan ini khususnya mengkhawatirkan ketika risiko kebakaran yang tinggi berpadu dengan pola cuaca, seperti angin kencang dan kering yang mempercepat penyebaran api," katanya.

(can/fea)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi