Arus Peti Kemas SPTP 2024 Naik 7,1%, Capai 12,48 Juta TEUs

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatatkan arus peti kemas mencapai 12.489.927 Twenty-foot Equivalent Units (TEUs) pada 2024, meningkat 7,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 11.661.489 TEUs. Pertumbuhan ini mencerminkan keberlanjutan tren positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil.

Dari total arus peti kemas tersebut, 8.494.402 TEUs merupakan peti kemas domestik, sementara 3.995.525 TEUs berasal dari peti kemas internasional. Pertumbuhan ini hampir merata di seluruh terminal peti kemas yang dikelola perusahaan.

Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra, mengatakan pertumbuhan arus kontainer saat ini masih mengikuti tren pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga. Menurutnya, pertumbuhan arus peti kemas tidak akan jauh dari pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rata-rata pertumbuhan arus peti kemas setiap tahunnya akan berkisar di rentang 4-6 persen, ini yang kami sebut dengan pertumbuhan organik," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/1).

SPTP sendiri saat ini disebut tengah menyiapkan rencana strategis untuk meningkatkan pertumbuhan arus peti kemas secara anorganik. Beberapa di antaranya adalah menjadikan Makassar New Port (MNP) sebagai pusat konsolidasi logistik bagi kawasan Indonesia bagian timur dan kerja sama pengoperasian terminal dengan mitra strategis.

Perseroan juga bekerja sama dengan pelaku logistik dan pelayaran seperti kontainerisasi komoditas dan pembukaan sejumlah rute pelayaran baru. Rencana strategis tersebut satu per satu sudah terlaksana.

Salah satunya adalah MNP, kerja sama dengan mitra strategis INA-DP World untuk mengoperasikan Belawan New Container Terminal (BNCT). Selain itu juga ada sedikitnya 32 rute pelayaran peti kemas baru sepanjang 2022 hingga 2024.

"Dengan beberapa upaya yang kami lakukan, tumbuh optimisme pada tahun 2029 nanti arus peti kemas yang dikelola oleh PT Pelindo Terminal Petikemas bisa mencapai 15,7 Juta TEUs," imbuh Widyaswendra.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi, mendukung upaya kontainerisasi muatan yang dilakukan oleh SPTP. Ia menilai perusahaan perlu melakukan pembenahan di sejumlah pelabuhan khususnya di wilayah timur Indonesia.

Menurutnya, hal tersebut sudah terlihat dari sejumlah transformasi yang dilakukan di beberapa terminal peti kemas seperti di Makassar, Sorong, Jayapura, Ambon, dan Bitung. Sementara upaya untuk meningkatkan arus peti kemas luar negeri dapat dilakukan dengan penyediaan terminal yang berfungsi sebagai transhipment hub.

Namun demikian, Siswanto menilai perlu dilakukan kajian yang menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah. Keberadaan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal, dan hal lainnya sangat dibutuhkan dalam mewujudkan transhipment hub internasional yang dimimpikan.

"Sudah saatnya Pelindo memperluas portofolio pengelolaan terminal peti kemas untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu, kalau di dalam negeri Pelindo menguasai pangsa pasar, akan lebih baik jika bisa memperluas di level internasional, minimal Asia Tenggara," paparnya.

Pakar Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Saut Gurning, menyebut merger Pelindo memberikan sejumlah perubahan khususnya dalam pelayanan kepelabuhanan yang berujung pada efisiensi.

Menurutnya, transformasi yang dilakukan SPTP sudah sangat mampu untuk mengembangkan pengelolaan terminal di lingkup regional. Konektivitas dengan hinterland juga perlu diperhatikan untuk mendukung efisiensi biaya logistik secara keseluruhan.

Ia juga menyoroti perihal peralatan yang ada di terminal yang dikelola SPTP menjadi vital untuk kelancaran bongkar muat peti kemas. Oleh karena itu, diperlukan perawatan yang baik, bahkan jika memungkinkan ada alat baru untuk menggantikan alat yang lama.

Selain itu infrastruktur yang memadai juga perlu diperhatikan mengingat ukuran kapal yang semakin besar. Kesiapan alur pelayaran dan panjang dermaga yang memadai menjadi penting untuk pelayanan kapal peti kemas yang lebih optimal.

"Pasar internasional dapat menambah growth yang lebih tinggi, namun perlu dilihat juga secara makro, bagaimana stabilitas geopolitik juga berpengaruh pada pertumbuhan perdagangan internasional," pungkasnya.

Langkah strategis yang terus dilakukan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. Alhasil, SPTP dapat memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam industri logistik nasional.

(rir/rir)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi