AS dan Rusia Terus Perbaiki Hubungan, Bagaimana Nasib Ukraina?

5 days ago 11

CNN Indonesia

Minggu, 16 Feb 2025 17:00 WIB

Menlu AS dan Menlu Rusia berkomunikasi lewat panggilan telepon, ingin menghilangkan sekat antara kedua negara yang jadi warisan pemerintahan sebelumnya. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. (AFP/ALLISON ROBBERT)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan ingin menghilangkan sekat antara kedua negara, yang disebut sebagai warisan dari pemerintahan sebelumnya, dalam hal ini presiden AS sebelum Donald Trump, Joe Biden.

Hal tersebut dibahas keduanya dalam sebuah panggilan telepon pada Sabtu (15/2). Dalam komunikasi tersebut Lavrov dan Rubio juga membahas situasi di Ukraina.

Perundingan perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina akan dimulai dalam beberapa hari ke depan setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan para sekutunya di Eropa dengan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin pada pekan lalu dan menyatakan akan segera memulai perundingan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain membahas rencana perundingan, Lavrov dan Rubio juga sepakat untuk berupaya memulihkan "dialog antarnegara yang saling menghormati" sesuai dengan nada yang ditetapkan oleh kedua presiden.

Dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia, kedua belah pihak sepakat untuk mempertahankan kontak untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam hubungan bilateral, "demi kepentingan menghilangkan hambatan-hambatan unilateral terhadap kerjasama perdagangan, ekonomi, dan investasi yang saling menguntungkan yang diwarisi dari pemerintahan sebelumnya."

Seperti dikutip dari Strait Times, tidak jelas hambatan-hambatan atau sekat apa saja yang dimaksud.

"Kedua belah pihak menyatakan kesediaan bersama untuk berinteraksi dalam isu-isu internasional yang mendesak, termasuk penyelesaian di sekitar Ukraina, situasi di sekitar Palestina, dan secara umum di Timur Tengah pada umumnya," kata pernyataan tersebut.

Sebelumnya, AS di bawah mantan Presiden Joe Biden dan sekutu-sekutu Ukraina di seluruh dunia menjatuhkan gelombang sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina tiga tahun lalu. Sanksi tersebut bertujuan untuk melemahkan ekonomi Rusia dan membatasi upaya perang Kremlin.

Pada Rabu (12/2), Trump dan Putin berbicara selama lebih dari satu jam, yang merupakan kontak langsung pertama yang diketahui antara presiden AS dan Rusia sejak AS memerintahkan pengiriman puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari 2022.

Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengatakan Lavrov dan Rubio membahas bagaimana memperketat syarat-syarat untuk menjalankan misi diplomatik Rusia di AS.

"Telah disepakati untuk menyelenggarakan pertemuan para ahli dalam waktu dekat untuk menyepakati langkah-langkah spesifik untuk saling menghilangkan hambatan bagi pekerjaan misi Rusia dan AS di luar negeri," kata kementerian tersebut.

(lom/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi