ANALISIS
Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Selasa, 18 Mar 2025 06:25 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Motivasi tinggi membuat Timnas Indonesia siap memberi kejutan terhadap Australia yang sedang dalam tekanan jelang lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tekanan bagi Australia tak lain adalah badai cedera yang tengah dihadapi. Tercatat ada delapan pemain kunci yang mengalami cedera. Situasi ini jelas kerugian besar bagi tim besutan Tony Popovic.
Pemain-pemain yang cedera antara lain Harry Souttar, Nestory Irankunda, Jordan Bos, Thomas Deng, Riley McGree, Connor Metcalfe, Hayden Matthews, dan Alessandro Circati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pengumuman skuad pada Jumat (14/3) lalu, Popovic sadar betul dirinya harus melakukan improvisasi demi menambal tim yang sedang compang-camping. Akan tetapi, Popovic justru kena rujak netizen Australia karena pemilihan pemain yang dianggap tidak menjanjikan.
Protes warganet salah satunya berpaku pada usia penggawa The Socceroos yang dianggap terlampau senja. Ada 10 pemain berusia 30 tahun ke atas yang dipanggil Popovic ke dalam tim.
Dari 26 nama yang ada di skuad, rata-rata usianya mencapai 28,2 tahun. Perbedaan kontras hadir jika membandingkan dengan Indonesia yang punya rata-rata usia 25 tahun.
Hanya ada empat pemain yang berusia 30 tahun ke atas dari 29 penggawa yang dibawa ke Australia. Selain itu, Timnas Indonesia sekilas nampak lebih segar karena ada 12 nama yang berusia 23 tahun ke bawah.
Lebih lanjut, punya pemain lebih muda tak serta-merta membuat pengalaman skuad Garuda terlihat hijau. Pratama Arhan sebagai pemegang kaps terbanyak di Timnas Indonesia saat ini sudah 50 kali tampil meski baru berusia 23 tahun.
Kemudian Rizky Ridho sudah menggoreskan 42 kali pertandingan di usia 23 tahun, lalu Marselino Ferdinan membukukan 32 kaps di usia 20 tahun. Rafael Struick sudah 22 kali bertanding di usia 22 tahun.
Sedangkan Australia, pemain yang sudah melampaui lebih dari 50 penampilan seperti Azis Behich, Jackson Irvine, dan Mathew Leckie seluruhnya sudah berkepala tiga. Dari aspek ini, wajar jika kubu tuan rumah menerima nyinyiran karena faktor usia.
Tekanan lain yang dihadapi tentu saja ihwal rapor pertandingan. Meski perkasa di putaran kedua kualifikasi, Australia ternyata inkonsisten di putaran ketiga. Dari enam laga yang dijalani, hanya satu kemenangan yang bisa dipetik.
Australia kalah di laga pertama putaran ketiga kontra Bahrain, kemudian ditahan imbang oleh Indonesia pada laga kedua sekaligus membuat pelatih mereka kala itu, Graham Arnold mengundurkan diri.
Sempat bangkit dengan kemenangan 3-1 atas China di laga ketiga, namun Australia justru bermain imbang di tiga laga terakhir secara beruntun. Ini membuat tim Negeri Kanguru mengemas tujuh poin.
Melihat rapor, Indonesia sebenarnya tak lebih baik dari Australia. Sebab tim Merah Putih menelan dua kekalahan, tiga imbang, dan satu kali menang sehingga memperoleh enam angka.
Namun kemenangan 2-0 atas Arab Saudi seakan jadi 'gong' bahwa Indonesia punya modal besar untuk bersaing. Kondisi skuad yang lebih komplet dan minim cedera membuat kejutan dari tim tamu bisa saja terjadi dalam pertandingan ini.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>