Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melihat barang bukti narkoba yang akan dimusnahkan di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom
FAJAR.CO.ID, BONDOWOSO - Seorang aktivis organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pemberantasan narkoba di Jawa Timur pernah menemukan kasus pecandu narkoba yang hidupnya sangat memprihatinkan.
Pecandu itu akhirnya tinggal seorang diri di satu rumah karena keluarganya sudah tidak tahan tinggal bersamanya. Si pecandu sudah kehilangan akal sehatnya. Ia tidak bisa lepas dari kecanduan narkoba.
Karena kecanduan yang parah, si pecandu itu mengalami "sakau" jika satu hari tidak mengonsumsi narkoba. Sakau itu ditandai dengan gejala cemas berlebih, bahkan paranoid. Bagi dia, satu-satunya jalan untuk keluar dari kondisi sakau itu adalah segera mengonsumsi narkoba.
Dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil dan fisik yang tidak sehat, produktivitas si pecandu juga turun drastis. Ia tidak memiliki uang dan tidak berpenghasilan lagi. Satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah menjual barang-barang yang ada di rumah.
Ketika barang-barang di rumah sudah habis dijual, maka barang yang melekat di fisik rumah itu juga dijual, seperti jendela, pintu, dan lainnya. Cerita itu disampaikan oleh si aktivis untuk menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa penggunaan narkoba itu sangat berbahaya, terutama ketika sudah mencapai kondisi kecanduan.
Kasus terbaru mengenai korban jeratan narkoba adalah Leonardo Arya alias Onad, artis dan pesohor yang ditangkap oleh tim Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, .
Polisi mengumumkan kesimpulan sementara bahwa Onad telah menjadi korban dari peredaran dan penggunaan narkoba. Kasus ini memberi pelajaran bahwa bahaya narkoba mengintai siapapun yang tidak hati-hati. Korbannya tidak pilih-pilih dari latar belakang apapun.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:









































