Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyelenggarakan acara tahunan Rapat Konsolidasi Kebijakan Investasi Pusat dan Daerah, di Jakarta pada Selasa (10/12) dengan tema "Akselerasi Hilirisasi dan Investasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas".
Kegiatan yang diikuti 942 peserta dari seluruh Indonesia ini sekaligus menjadi bagian integral dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakorknas) Investasi 2024 yang berlangsung pada Rabu (11/12). Para peserta itu berasal dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dari 38 provinsi dan 514 kabupaten-kota, 24 Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan lima Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu menyampaikan, hilirisasi dan investasi merupakan ujung tombak pertumbuhan ekonomi. Dirinya menilai bahwa dibutuhkan kolaborasi agar target realisasi investasi Rp13.528 triliun dalam lima tahun mendatang dapat tercapai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Merealisasikan target ini membutuhkan kerja keras dan kerja sama luar biasa antara pusat dan daerah. Karena itu, semua yang hadir di sini memiliki peran dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi bangsa," kata Totodoa.
Menurut Todotua Pasaribu, pencapaian ini akan sulit untuk diwujudkan tanpa konsolidasi. Ia mengajak semua peserta untuk memanfaatkan rapat konsolidasi ini guna merumuskan strategi mencapai target tersebut. Nantinya, hasil rapat akan disampaikan kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosa Perkasa Roeslani pada Rakornas Investasi 2024.
Senada, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal, Riyatno sebagai Ketua Pelaksana Rapat Konsolidasi Kebijakan Investasi Pusat dan Daerah membenarkan bahwa konsolidasi memang diperlukan.
"Konsolidasi DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten-Kota, Administrator KEK, dan Badan Pengusahaan KPBPB ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang dapat mendorong akselerasi hilirisasi dan investasi berkelanjutan, yang diharapkan dapat mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8%," katanya.
Pada rapat konsolidasi itu terdapat dua sesi sidang kelompok, masing-masing membahas strategi akselerasi hilirisasi dan investasi dengan difasilitasi oleh lima orang pejabat tinggi madya dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Kelompok I mendiskusikan topik Strategi Akselerasi Hilirisasi Investasi Strategis yang Berkelanjutan, dimoderatori oleh Direktur Promosi Wilayah Amerika dan Eropa, Sri Endang Novitasari didampingi fasilitator Riyatno, Tirta Nugraha Mursitama, Nurul Ichwan,Imam Soejoedi, dan Direktur Data dan Informasi, Siti Romayah.
Adapun Kelompok II membahas topik Upaya Pengembangan Hilirisasi Komoditas Strategis untuk Pertumbuhan Ekonomi di Daerah. Dimoderatori oleh Direktur Deregulasi Penanaman Modal, Dendy Apriandi, kelompok ini berbagi pandangan dengan fasilitator Heldy Satrya Putera, Andi Maulana, Robert Leonard Marbun, Direktur Wilayah I, Agus Joko Saptono, dan Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan, Noor Fuad Fitrianto.
Kemudian, seluruh masukan pada setiap sesi dirangkum untuk lalu dijadikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis sesuai tema kelompok. Dari Kelompok I, isu strategis yang menjadi sorotan adalah 1) Kebijakan, potensi, dan ekosistem peluang hilirisasi investasi strategis di daerah, 2) Akselerasi kerja sama internasional dan promosi serta fasilitasi minat hilirisasi investasi strategis di daerah, serta 3) Dukungan pemerintah pusat dan komitmen pemerintah daerah terhadap pengembangan hilirisasi investasi strategis di daerah.
Sementara, isu-isu strategis di Kelompok II mmencakup 1) Kelembagaan, 2) Percepatan Perkada RDTR serta Mekanisme Fiktif Positif dalam pemrosesan Persyaratan Dasar dan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, 3) Anggaran, 4) Kesejahteraan, 5) Dana Alokasi Khusus (DAK), dan 6) Pengembangan SDM.
Secara khusus, Rapat Konsolidasi Kebijakan Investasi Pusat dan Daerah ini diharapkan dapat mendukung dalam penyelarasan kebijakan pusat dan daerah, juga mengidentifikasi potensi serta tantangan hilirisasi dan investasi di seluruh Indonesia guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
(rea/rir)