Yogyakarta, CNN Indonesia --
Outside hitter Jakarta LavAni Livin Transmedia, Boy Arnez Arabi, bertekad tak mengulangi kesalahan saat timnya kalah dari Jakarta Bhayangkara Presisi pada grand final Proliga 2024.
Dalam gelaran Proliga tahun ini, LavAni Livin Transmedia lolos ke grand final setelah menjadi juara grup dalam babak final four, sedangkan Bhayangkara jadi runner up. Kedua tim akan bertemu di partai pamungkas yang dihelat di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (11/5).
Ini merupakan partai ulangan. Final Proliga 2022, 2023 dan 2024 juga mempertemukan kedua tim. Dua tahun pertama LavAni juara, sementara setahun kemarin Bhayangkara yang menang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Final insyaallah kita optimis, enggak keulang seperti tahun lalu," kata Boy di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (7/5).
Kata Boy, seluruh komponen tim telah belajar dari kekalahan di musim lalu. Termasuk pertemuan kedua tim di final four Proliga 2025 seri Solo pekan lalu yang berujung kekalahan LavAni.
Persiapan fisik dan mental telah dimatangkan hingga mengevaluasi aspek permainan, seperti meminimalisir kesalahan dasar saat servis maupun receive.
"Evaluasi sudah, kita juga jaga kondisi dengan pola makan, kita juga tim satu disuruh istirahat dan maksimalkan istirahat waktu di Solo," ujar Boy.
"Kita full prepare untuk final," tegas pemain asal Rantauprapat, Labuanbatu, Sumatera Utara, yang menjadi bagian timnas bola voli Indonesia saat meraih medali emas di SEA Games 2023 itu.
Dari kacamata Boy, Bhayangkara musim ini punya keunggulan pada servis. LavAni sudah mencicipi ketangguhan sang juara bertahan Proliga saat babak final four kemarin.
"Perlu kita antisipasi, servis mereka bagus-bagus dan paling kuat di situ," kata Boy.
Ambisi Jakarta LavAni mencetak sejarah hattrick juara kandas di musim lalu lantaran kalah dari Bhayangkara dalam grand final Proliga 2024.
Boy Arnez dan kolega jadi korban balas dendam Jakarta Bhayangkara Presisisi yang ditaklukkan pada 2022 dan 2023. Padahal, LavAni musim lalu mencatat rapor terbaik dan rekor sempurna di final four.
Asisten Pelatih LavAni Livin Transmedia, Erwin Rusni menyadari timnya yang banyak disorot sejak hasil kompetisi musim lalu.
"Pengalaman tahun lalu kan dari awal sampai menjelang final bagus di finalnya drop, makanya kita antisipasi itu. Kita mengatasi itu, balik lagi ke mental, mental teman-teman sendiri kan. Dan kebetulan ada pas di semifinal itu Boy cedera juga. Akhirnya enggak maksimal juga," kata Erwin.
Sebagai bagian dari antisipasi itu pula maka pelatih Nicolas Vives hanya menurunkan pemain pelapis lawan Bhayangkara pada laga terakhir putaran kedua final four kemarin.
"Makanya kemarin menjaga hal itu, setelah pertandingan terakhir di Solo kemarin sengaja kita pakai lapis kedua, kita menjaga hal yang tidak kita inginkan seperti tahun lalu. Itu kendala yang mesti kita jaga," pungkasnya.
(kum/nva)