Jakarta, CNN Indonesia --
Hasil pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di awal tahun ini mengungkap fakta yang cukup mengkhawatirkan. Dari total 357 ribu orang yang mengikuti cek kesehatan, sebanyak 180 ribu orang terdeteksi mengalami prediabetes dan hipertensi.
Lebih lanjut, sekitar 30 ribu orang dari jumlah tersebut juga memiliki gangguan kreatinin yang mengindikasikan adanya masalah pada fungsi ginjal.
Data tersebut diungkap oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau posisi sekarang sudah 357 ribu orang yang periksa, yang kita dapatkan prediabetes dengan hipertensi itu di angka 180 ribu. Dari angka itu, yang memiliki gangguan kreatinin ada sekitar 30 ribu," kata Siti Nadia di Jakarta, Rabu (12/2).
Pihaknya juga saat ini masih melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap data tersebut. Terutama untuk memastikan apakah pasien yang terindikasi melakukan perawatan lanjutan atau tidak.
"Kita lagi telusuri, apakah mereka dilakukan rujukan ke rumah sakit atau tidak. Ini kan baru pemeriksaan laju filtrasinya, nanti ada pemeriksaan lanjut untuk melihat seberapa berat derajat gangguan ginjalnya," ujar Nadia.
Penyakit ginjal sendiri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Nadia menjelaskan bahwa ginjal adalah organ yang menjadi "terminal" dari berbagai penyakit tidak menular yang sudah mencapai tahap parah.
Banyak kasus penyakit ginjal yang muncul akibat faktor risiko perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya kurang minum air putih 8 gelas sehari, yang bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius.
"Kalau perilaku tadi tidak terjaga, masuk ke tahap awal penyakit tidak menular seperti kolesterol, darah tinggi, dan diabetes, dan bisa berujung pada penyakit ginjal kronis," kata dia.
Ketika fungsi ginjal mulai terganggu, tubuh akan mengalami berbagai dampak seperti pembengkakan di beberapa bagian tubuh, kelelahan, mual, hingga penurunan produksi urine. Gangguan ginjal yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi gagal ginjal kronis yang membutuhkan perawatan intensif, termasuk terapi cuci darah (hemodialisis) atau bahkan transplantasi ginjal.
Pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup
Pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting untuk mendeteksi dini kondisi seperti prediabetes dan hipertensi, agar dapat segera ditangani sebelum berkembang menjadi penyakit yang lebih serius.
Selain itu, perubahan gaya hidup juga memegang peran kunci dalam menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Mengatur pola makan
Mengonsumsi makanan yang rendah garam, gula, dan lemak jenuh dapat membantu mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah. Perbanyak asupan buah, sayur, dan protein sehat seperti ikan dan kacang-kacangan.
Ilustrasi. Sangat penting mengatur pola makan dan beralih ke makanan sehat untuk terhindar dari berbagai penyakit. (iStockphoto/bit245)
2. Menjaga hidrasi
Minum air putih minimal 8 gelas sehari sangat penting untuk membantu ginjal bekerja dengan optimal dalam membuang limbah dari tubuh.
3. Rutin berolahraga
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang selama 30 menit setiap hari dapat membantu menjaga berat badan ideal serta mengontrol tekanan darah dan gula darah.
4. Menghindari rokok dan alkohol
Rokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta memperburuk kondisi ginjal.
5. Mengelola stres
Stres yang berkepanjangan dapat berkontribusi terhadap lonjakan tekanan darah dan peningkatan kadar gula dalam tubuh. Meditasi, yoga, dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan mental dan fisik.
(tis/tis)