Deret Tradisi Khas Betawi Ramaikan Puncak Festival Bandeng Rawa Belong

2 days ago 4

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Bandeng hanya satu dari sekian banyak simbol tradisi masyarakat Betawi. Di puncak Festival Bandeng Rawa Belong, yang digelar di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dipamerkan bentuk-bentuk tradisi Betawi yang masih dilestarikan hingga kini.

Puncak acara Festival Bandeng Rawa Belong berlangsung meriah pagi ini (28/1). Hujan tidak menurunkan antusiasme masyarakat menyaksikan berbagai pertunjukan tradisi Betawi.

Rombongan Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, sejumlah tokoh masyarakat dan Gubernur-gubernur DKI Jakarta era terdahulu berarak menuju lokasi festival.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sepanjang perjalanan, terdapat suguhan penampilan dari berbagai komunitas masyarakat Betawi yang bisa menghibur pengunjung Festival Bandeng.

Berikut deret tradisi khas Betawi yang Dipamerkan di Festival Bandeng Rawa Belong.

1. Ondel-ondel

Di mana ada pesta rakyat Betawi, di situ ada Ondel-ondel. Boneka besar dari anyaman bambu ini bergerak lincah diiringi musik. Topeng Ondel-ondel ada dua yakni laki-laki dan perempuan. Topeng laki-laki yang berwarna merah mengandung makna pemberani dan gagah perkasa.

Melansir dari laman Kemendikbud, topeng ini juga mengandung harapan bahwa laki-laki Betawi harus berani dan gagah bak jawara. Sementara topeng perempuan yang berwarna putih mengandung harapan perempuan harus menjaga kesuciannya.

Boneka Ondel-ondel memang besar dan agak menyeramkan yang bertujuan untuk mengusir roh jahat sehingga tidak mengganggu manusia.

2. Tanjidor

Ondel-ondel menari diiringi orkes khas Betawi yang disebut Tanjidor. Orkes ini memang dipengaruhi musik Eropa apalagi ada penggunaan alat musik tiup.

Tanjidor terdiri dari kata tanji yang artinya menabuh, sedangkan 'dor' mendeskripsikan tambur yang ditabuh dan mengeluarkan bunyi 'dor-dor'.

3. Petasan

Perjalanan harus berhenti sejenak sembari menikmati bunyi petasan yang aduhai. Terdapat pertunjukan manusia petasan yang menampilkan pria berkalung petasan lalu petasan dinyalakan.

Buat orang Betawi, petasan jadi 'bumbu' setiap gelaran seperti pernikahan, sunatan, pemberangkatan rombongan haji dan berbagai acara lain.

4. Palang pintu

Pernikahan adat Betawi melibatkan prosesi palang pintu. Tradisi ini pun ditampilkan dalam puncak Festival Bandeng Rawa Belong. Rombongan Teguh dkk berhenti di depan gerbang, kemudian seorang juru bicara rombongan mengucap salam dan menyampaikan maksud kedatangan.

Komunikasi antara juru bicara rombongan dan tuan rumah berlangsung sedikit tegang tapi masih memiliki bumbu jenaka terlebih kemasannya berupa adu pantun.

"Pak kalau hidup dunia akherat pengen selamet, ama orang tua kudu berbakti. Ni kite dateng ame rombongan dengan segala hormat, mohon ditrime dengan senang hati," sang juru bicara rombongan Teguh dkk melempar pantun.

Elemen palang pintu yang tak kalah seru ada adu silat. Adu silat tradisional khas Betawi atau maen pukulan dipamerkan. Silat dalam palang pintu melambangkan harapan bahwa laki-laki Betawi harus kuat, gagah dan lahir batin siap melindungi keluarga.

5. Cabut duri ikan bandeng

Dalam tradisi Betawi, duri diibaratkan rintangan dalam hidup. Duri pada ikan bandeng sangat banyak sehingga perlu ketelitian dalam membersihkannya. Dalam festival ditampilkan demonstrasi cabut duri ikan bandeng dengan harapan setahun ke depan bisa dilewati dengan lancar dan penuh keberuntungan.

(els/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi