Jakarta, CNN Indonesia --
Miliarder Elon Musk diyakini juga mendapat keuntungan dari kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2024. Musk, dalam pemilu kali ini, memang secara terang-terangan mendukung calon presiden dari Partai Republik ini.
Berkat dukungan Musk, Trump bahkan melemparkan pujian Musk saat berpidato usai dirinya diproyeksikan menang dalam Pilpres AS 2024. Menurutnya Musk merupakan orang 'super jenius'.
"[Musk] seorang yang punya karakter, dia orang yang istimewa, dia sangat jenius. Kita harus melindungi orang-orang jenius kita, kita tidak punya banyak orang jenius," kata Trump, melansir CNN, Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musk selama Pilpres AS menunjukkan antusiasmenya dalam mendukung Trump. Bahkan ia menyumbangkan dana sebesar US$118 juta melalui komite politik America PAC.
Selain itu, Musk juga membagi-bagikan uang senilai US$1 juta setiap hari kepada masyarakat yang menandatangani petisi online terkait Pemilu AS. Hal ini sempat menjadi subjek gugatan hukum, meskipun seorang hakim kemudian memutuskan mereka dapat melanjutkannya, menurut laporan BBC.
Setelah memberikan nama, uang, dan platformnya untuk mendukung Trump, Musk kemungkinan besar bakal mendapatkan banyak keuntungan dari terpilihnya calon presiden dari Partai Republik itu.
Trump telah mengatakan pada masa jabatannya kedua, ia akan mengajak Musk ke dalam pemerintahannya untuk menghilangkan pemborosan pemerintah.
Melansir NBC, potensi keuntungan bagi Musk dan kerajaan bisnisnya dari kemenangan Trump sangat luas, mulai dari isu-isu regulasi
seperti undang-undang ketenagakerjaan dan perlindungan lingkungan, tarif pajak yang lebih rendah, dan peluang untuk mendapatkan lebih banyak kontrak pemerintah untuk perusahaan roket Musk, SpaceX.
Musk diprediksi dapat memainkan peran yang berpengaruh dalam pemerintahan Trump yang kedua. Misalnya, ia bisa menjadi penasihat dalam hal pemotongan pengeluaran atau dengan cara yang lebih substansial.
Beberapa anggota parlemen yang berbicara dengan identitas khawatir Musk dapat mendorong kebijakan AS ke arah yang menguntungkan kepentingan bisnisnya. Misalnya, mereka khawatir Musk dapat membuat pemerintah melunak ke China dalam hal pembatasan ekspor yang dapat digunakan untuk membangun kemampuan militer dan intelijennya.
Pasalnya, Tesla yang merupakan perusahaan mobil listrik milik Musk mempunyai kepentingan bisnis dengan China. Selama ini, Tesla sangat bergantung dengan China dalam hal produksi maupun pasar yang besar.
Selain itu, para pakar menilai potensi pengaruh Musk terhadap pemerintah AS ini tak lepas dari peran SpaceX, perusahaan rokoet milik Musk. Perusahaan ini disebut sebagai "monopoli de facto" oleh para analis karena pangsa pasarnya yang dominan dalam mengirim satelit komersial dan pemerintah ke luar angkasa.
Musk akan mengintensifkan bisnis perusahaannya dengan pemerintah melalui hubungannya yang kini semakin erat dengan Trump, dan berpotensi menargetkan saingannya di dunia kedirgantaraan, seperti Boeing, melalui upaya efisiensi yang dilakukan Trump.
Dalam kampanye Trump di Madison Square Garden pada 27 Oktober, Musk mengatakan ingin memotong US$2 triliun dari anggaran federal. Namun, Musk tidak merinci apa saja yang akan ia potong.
Brian Hughes, penasihat senior kampanye Trump, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump ingin Musk memimpin sebuah "komisi" yang akan "memastikan pemerintah kita bekerja lebih efisien dan menggunakan uang pembayar pajak Amerika secara efektif."
"Seperti yang dikatakan Presiden Trump, Elon Musk adalah seorang jenius, inovator, dan benar-benar telah membuat sejarah dengan membangun sistem yang kreatif, modern, dan efisien," kata Hughes.
Alih-alih menghindar dari potensi konflik kepentingan, Musk telah berbicara secara terbuka tentang keinginannya untuk melihat Trump secara langsung membantu bisnisnya dengan memangkas peraturan.
"Apa yang kita lihat dengan SpaceX, Tesla, dan yang lainnya adalah bahwa penindasan regulasi dari tahun ke tahun semakin buruk," katanya di sebuah acara balai kota di Pennsylvania pada 18 Oktober.
Trump, di sisi lain, juga berjanji memberikan dukungannya terhadap keinginan Musk untuk mengirim roket ke Mars.
(tim/dmi)