3 hours ago
1
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali mencuri perhatian lewat analisis komunikasi politik yang jernih sekaligus menggelitik terkait kasus dugaan ijazah palsu Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Effendi, persoalan ijazah sejak awal sebenarnya hanya perkara verifikasi administratif. Namun perjalanan isu justru membawa perdebatan jauh keluar dari konteks awal.
Ia menilai perubahan skala itu tidak terjadi karena dokumennya, tetapi karena cara isu ini diperbincangkan, diproduksi, dan dipertahankan di ruang publik.
"Ketika kejelasan tidak segera hadir dari sumber otoritatif ruang kosong itu diisi oleh opini, spekulasi, dan kepentingan politik yang saling bertabrakan," ujar Effendi Gazali pada live forum “Rakyat Bersuara" dikutip dari kanal Youtube iNews, Kamis (27/11).
Menurutnya, dalam struktur komunikasi yang longgar, ketidakpastian menjadi tanah subur untuk berkembangnya narasi yang melesat jauh lebih cepat dari fakta
Effendi melihat bahwa transformasi isu dari ranah administratif menuju ranah simbolik adalah pola klasik komunikasi politik.
Kontroversi ijazah, katanya, telah berubah menjadi simbol yang memuat banyak tafsir mulai dari ketidakpercayaan terhadap pemerintah hingga ambisi untuk mendelegitimasi figur presiden.
"Ketika sebuah isu telah menjadi simbol, kecepatannya bertumbuh tak lagi membutuhkan bukti baru, opini publik bergerak berdasarkan persepsi yang saling memperkuat di dalam ekosistem yang terpolarisasi," jelas dia.
Lebih jauh, Effendi mengingatkan bahwa jalur hukum meski penting untuk memberi kerangka formal tidak otomatis mampu menutup perdebatan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
