KILAS INTERNASIONAL
CNN Indonesia
Selasa, 25 Mar 2025 06:58 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, ditunjuk menjadi salah satu penasihat di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Sementara itu lebih dari 100 ribu warga Israel melakukan aksi unjuk rasa besar, memprotes tindakan PM Benjamin Netanyahu yang lanjut menyerang Gaza dan dianggap mengancam nyawa sandera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional hari ini, Selasa (25/3).
Profil Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Jadi Penasihat Danantara
Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra ditunjuk menjadi salah satu dewan penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Thaksin merupakan mantan PM Thailand pada tahun 2001 hingga 2006. Ia seorang mantan polisi yang berubah menjadi taipan di bidang telekomunikasi dan kemudian menjadi politisi.
Bisnisnya di bidang telekomunikasi bermula dari sebuah dealer komputer kecil tahun 1987, yang berkembang menjadi Shin Corporation, perusahaan telekomunikasi terbesar di Thailand.
50 Ribu Warga Palestina Tewas sejak Agresi Brutal Israel di Jalur Gaza
Jumlah korban tewas dalam agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, tembus hingga lebih dari 50.000 orang.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu (23/3) melaporkan setidaknya 50.021 warga Palestina tewas terbunuh dalam agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Sementara itu, sebanyak 113.274 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Kemenkes Gaza memperkirakan korban tewas ini masih akan terus bertambah karena Israel terus melancarkan serangan di berbagai wilayah Gaza, di tengah gencatan senjata.
100 Ribu Warga Israel Unjuk Rasa, Desak Netanyahu Setop Serang Gaza
Lebih dari 100.000 warga Israel berunjuk rasa di sejumlah kota untuk memprotes serangan militer ke Jalur Gaza, Palestina.
Demonstrasi itu digelar pada Sabtu (22/3) malam di sejumlah wilayah, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, seiring dengan memuncaknya amarah warga atas keputusan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Lonjakan massa ini sendiri dipicu oleh upaya Netanyahu memecat kepala badan intelijen Shin Bet Ronen Bar dan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara. Warga menilai langkah Netanyahu ini dilakukan hanya demi mempertahankan kekuasaannya semata.
(tim/dna)