Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan striker Timnas Indonesia, Indriyanto Nugroho, berharap orang-orang terdekat Evan Dimas Darmono memberi dukungan penuh.
Saat ini Evan dalam situasi sulit. Sebagai mantan kapten Timnas Indonesia, performanya terlalu dini untuk habis, padahal sedang dalam usia yang matang.
Per 1 Januari 2025, Evan diputus kontrak oleh Persik Kediri. Sebelumnya Evan dikontrak Macan Putih, julukan Persik, pada Juni 2024 dengan durasi satu musim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak dinyana, hanya dalam tempo setengah musim, kontraknya diputus. Dalam setengah musim Liga 1 2024/2025, Evan hanya tampil sekali dengan durasi 22 menit sebagai pemain pengganti.
Indriyanto menilai situasi yang dihadapi Evan pasti tidak mudah, tetapi ia percaya sang pemain akan bangkit. Itu tentu saja tergantung Evan dan orang-orang terdekatnya.
"Saya berharap Evan Dimas segera bangkit. Evan juga salah satu bagian Timnas kita, jadi jangan sampai dengan hal-hal seperti ini habis kariernya," kata Indriyanto, Kamis (2/1).
"Saya berharap Evan bisa kembali ke performa terbaiknya lagi. Saya percaya orang-orang terdekatnya akan mendukung. Peran orang terdekatnya sangat penting saat ini."
Indriyanto juga berpesan agar Evan yang terjebak zona nyaman. Dalam situasi saat ini, yang terpenting bagi Evan adalah bangkit dan kembali menemukan sentuhan terbaiknya.
"Tinggal bagaimana kita keluar dari zona nyaman. Jangan sampai seorang pemain merasa di zona nyaman. Gak bisa. Kalau sudah capai dengan sepak bolanya, ya susah," katanya.
Sejatinya bukan di musim ini saja performa Evan menurun. Di putaran kedua musim lalu, saat dipinjamkan Arema FC ke PSIS Semarang, ia hanya tampil delapan kali.
Adapun pada putaran pertama Liga 1 2023/2024, Evan hanya tampil enam kali bersama Arema FC. Ini cukup mengejutkan sebab pada musim 2022/2023 Evan tampil 30 kali semusim.
Menurut Indriyanto, Evan bisa seterpuruk begini karena banyak faktor. Bisa karena Evan sudah tak punya gairah dengan sepak bola atau frustrasi dengan cedera.
"Menurut saya Evan Dimas terlalu asyik. Mungkin terlalu asyik dengan, istilahnya terlalu nyaman di zona nyaman, tapi tidak seharusnya sekelas Evan begini," kata Indriyanto.
"Bagaimana cara kita, kita kan sebagai pemain harus profesional. Dia kan masih 28-29 tahun kok sudah habis. Ini kan menimbulkan pertanyaan kenapa demikian?" ujarnya.
Karena itu orang-orang terdekat Evan, seperti orang tua, istri, atau teman-teman dekatnya datang memberikan dukungan. Evan dinilai tidak sepantasnya begini terpuruk.
"Berarti ada sesuatu yang membuat kariernya mandek. Itu yang tahu hanya Evan. Kalau saya hanya pernah mengalami pasang surut sebagai pemain sepak bola."
"Ini pasti ada indikasi, mungkin Evan sudah capek atau Evan sudah merasa cukup sampai segini. Atau dia mau fokus terjun ke bisnis. Itu kan kita tidak tahu," kata Indriyanto.
(abs/ptr)