Jakarta, CNN Indonesia --
Digitalisasi memainkan peranan penting dalam pembangunan dan perkembangan Indonesia. Konektivitas digital telah menjadi salah satu kebutuhan yang berpengaruh kepada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah perekonomian.
Konektivitas digital berupa akses internet telah memberikan peluang peningkatan perekonomian kepada masyarakat dalam berbagai bidang.
Akses internet ini merupakan hasil dari pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang berjalan intensif selama satu dekade terakhir, khususnya di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Infrastruktur konektivitas digital saat ini telah menjangkau wilayah yang lebih luas dan merata. Bahkan, penetrasi pengguna internet semakin meningkat.
Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, pembangunan infrastruktur telekomunikasi telah memicu pertumbuhan angka pengguna internet di Indonesia. Pertumbuhan ini akhirnya yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital.
"Pertumbuhan angka pengguna internet itu juga telah menjadi daya ungkit bertumbuhnya ekonomi digital di Indonesia. Pada tahun 2030, diproyeksikan ekonomi digital kita bertumbuh sampai USD366 Miliar," katanya dalam sambutan Gala Dinner Hari Bhakti Postel ke-79 di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Kota Bandung, Kamis (26/9).
Infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui BAKTI Kominfo untuk misi pemerataan konektivitas sendiri bermacam-macam, mulai dari Base Transceiver Station (BTS) hingga satelit.
Pembangunan BTS 4G
Program penyediaan BTS di wilayah 3T diberi nama BAKTI SINYAL. BTS dibangun di daerah 3T dan Lokpri (lokasi prioritas) untuk membuka isolasi komunikasi di daerah yang tidak terjamah layanan telekomunikasi (blank spot).
Per awal Oktober 2024, BAKTI Kominfo telah membangun hampir 5.142 BTS di berbagai desa atau kelurahan di daerah 3T. Pembangunan tersebut termasuk wilayah pelosok Papua seperti Jayawijaya (Papua) hingga Aceh Singkil (Aceh).
"Tol Langit" Palapa Ring
Palapa Ring yang dibangun oleh Kominfo melalui BAKTI Kominfo dan Badan Usaha Pelaksana (BUP) merupakan jaringan serat optik nasional yang menghubungkan 57 kabupaten/kota demi pemerataan akses pita lebar (broadband) di Indonesia. Jaringan serat optik ini dibangun mengintegrasikan kawasan daerah 3T yang sebelumnya tidak terkoneksi internet menjadi terhubung dengan bekerjasama juga dengan jaringan milik para penyelenggara telekomunikasi.
Tingkat pemanfaatan jaringan Palapa Ring terus meningkat dari sejak pertama kali beroperasi sampai dengan saat ini. Per September 2024, utilisasi Palapa Ring Paket Barat sebesar 69,67% dari kapasitas fiber optic sebesar 300GBps, Palapa Ring Paket Tengah sebesar 44% dari kapasitas fiber optic 600 GBps, dan Palapa Ring Paket Timur dari sebesar 39,75% dari kapasitas fiber optic 800 GBps.
Layanan Internet di Titik Layanan Publik melalui BAKTI AKSI dan SATRIA-1
Selain pembangunan BTS di berbagai daerah di Indonesia, BAKTI Kominfo juga membangun akses internet di titik fasilitas/layanan publik seperti sekolah, puskesmas, dan kantor desa. Data BAKTI Kominfo per September 2024, akses internet yang telah diterima dari hasil pembangunan ini adalah sebanyak 18.715 titik di daerah 3T Indonesia melalui berbagai solusi seperti fiber optic, radio link dan VSAT.
Pada 2023, BAKTI Kominfo meluncurkan satelit SATRIA-1 ke orbit. Satelit ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet yang luas.
Akses internet yang diberikan SATRIA-1 merupakan solusi untuk titik layanan publik mulai dari pendidikan, kesehatan hingga pemerintahan yang belum terjangkau akses internet melalui jaringan kabel serat optik atau BTS.
Wilayah Tanah Air yang sangat luas dengan tantangan geografis yang beragam membuat beberapa wilayah mengalami kesulitan melakukan penggelaran kabel serat optik atau BTS. Dengan demikian, teknologi internet satelit dijadikan sebagai substitusi di wilayah tersebut.
SATRIA-1 bisa diterima langsung melalui V-SAT sehingga pembangunan proyeknya bisa lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik.
SATRIA-1 yang berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 ini memiliki kapasitas 150 Gbps. Satelit ini merupakan satelit multifungsi dengan kapasitas terbesar di Asia dan kelima terbesar di dunia.
Satelit yang dikategorikan sebagai satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) ini ditargetkan menjangkau 37.000 pada tahun 2025. Saat ini SATRIA-1 telah melayani akses internet di berbagai titik layanan publik.
Lebih lanjut, pembangunan infrastruktur membuat wilayah tanpa sinyal semakin berkurang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah wilayah yang tidak ada sinyal berkurang 2.559 selama periode 2014-2021. Kemudian, jumlah desa yang memiliki BTS bertambah 11.978 pada periode tersebut.
Berdasarkan data BPS, pada 2021 terdapat 78.938 desa/kelurahan yang telah dapat menerima sinyal telepon seluler. Jumlah tersebut bertambah 4.465 desa dibandingkan 2014 (74.473).
(dmi)