CNN Indonesia
Senin, 03 Feb 2025 10:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pelatih Manchester City Pep Guardiola menganggap timnya lupa cara bermain bola di 25 menit akhir pertandingan ketika dibantai Arsenal 1-5 pada lanjutan Liga Inggris di di Stadion Emirates, London, Minggu (2/1).
Laga Arsenal vs Man City sempat berjalan menarik. Arsenal sempat unggul lebih dulu melalui Martin Odegaard pada menit kedua, dan Man City sukses menyamakan kedudukan lewat Erling Haaland menit ke-55.
Namun, Arsenal kemudian mencetak gol kedua lewat Thomas Partey menit ke-56. Dua gol awal Arsenal tercipta karena kesalahan umpan pemain Man City di depan kotak penalti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah gol Partey, pertahanan Man City benar-benar berantakan. The Gunners kemudian mencetak tiga gol tambahan melalui Myles Lewis-Skelly (62'), Kai Havertz (76'), dan Ethan Nwaneri (90+3').
Guardiola mengaku kecewa permainan Man City menurun drastis sejak pertengahan babak kedua. Pelatih asal Spanyol menganggap para pemain Man City seperti lupa cara bermain sepak bola.
"Saya hanya menyesali 25 menit terakhir, kami lupa melakukan apa yang seharusnya kami lakukan di lapangan, apa yang telah kami lakukan selama 65-70 menit awal laga. Itu sudah terjadi berkali-kali musim ini," ucap Guardiola dikutip dari Reuters.
"Di 10 atau 15 menit [awal pertandingan] saya pikir kami menguasai permainan dan bermain dengan sangat, sangat, sangat, sangat bagus. Saya menyesali 15-20 menit terakhir, sisanya adalah pertandingan yang sangat bagus untuk tim kami," kata Guardiola.
Hal senada diungkap bek Man City, John Stones. Bek timnas Inggris itu menyebut penampilan Man City di babak kedua tidak bisa diterima.
"Cara kami bermain dalam 30 menit terakhir tidak dapat diterima. Secara pribadi dan kolektif, itu bukan kami. Kredit untuk Arsenal. Selama 65 menit, kami memainkan sepak bola yang hebat."
"Kami berada dalam permainan yang bagus, dan [setelah] itu adalah titik yang mengubah laga. Permainan kami berjalan ke arah yang salah. Saya marah, kesal secara pribadi dan kolektif tentang bagaimana pertandingan berakhir," ucap Stones menambahkan.
(har/har)