Jakarta, CNN Indonesia --
Gunung api Klyuchevskoy di Semenanjung Kamchatka meletus beberapa jam setelah wilayah timur Rusia itu diguncang gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 8,8 pada Rabu (30/7). Lantas, apakah kejadian itu saling berkaitan?
Menurut laporan kantor berita Rusia, RIA, Gunung Klyuchevskoy Sopka merupakan gunung api tertinggi di Eurasia. Gunung ini terakhir kali meletus pada 28 Oktober 2023.
"Sebuah lava panas meluncur dari lereng barat," kata Pusat Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dalam sebuah unggahan di aplikasi pesan Telegram, Rabu (30/7), melansir Live Science.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung tersebut erupsi beberapa jam setelah gempa berkekuatan 8,8 SR melanda semenanjung Kamchatka pada Rabu pukul 11:24 pagi waktu setempat.
Gunung ini berada sekitar 450 km di sebelah utara Petropavlovsk-Kamchatsky, ibu kota regional. Gunung ini terakhir kali meletus pada akhir 2023.
Lalu, apakah erupsi ini disebabkan oleh gempa besar yang mengguncang wilayah tersebut?
"Letusan ini merupakan aktivitas yang biasa terjadi pada gunung berapi yang sangat aktif ini," kata lembaga geologi Amerika Serikat (USGS).
Menurut laporan Live Science, gunung berapi ini ternyata memang sudah aktif sejak beberapa waktu terakhir.
Pada 15 Juli, atau dua pekan sebelum gempa besar mengguncang wilayah tersebut, foto satelit menunjukkan Gunung Klyuchevskoy memuntahkan kolom abu hingga 12 km dan membentang lebih dari 1.600 kilometer melintasi Samudra Pasifik.
Citra satelit tersebut diambil oleh satelit Aqua milik NASA selama titik aktif fase erupsi, yang berlangsung antara 22 Juni dan 31 Desember 2023. Aktivitas yang tiba-tiba melepaskan aliran lava kembar, berbentuk seperti sepasang tanduk, dan gumpalan asap, abu, dan gas beracun yang menghentikan lalu lintas udara di daerah tersebut untuk sementara waktu.
Klyuchevskoy adalah gunung berapi stratovolkano aktif di Semenanjung Kamchatka, Rusia, yang merupakan rumah bagi lebih dari 300 gunung berapi. Puncak Klyuchevskoy berada di ketinggian 4.754 meter di atas permukaan laut, menjadikannya lebih tinggi dari gunung berapi lainnya di Asia atau Eropa.
Gunung ini telah mengalami setidaknya 18 fase letusan yang berbeda sejak pergantian abad ke-21 dan meletus lebih dari 60 kali dalam 100 tahun terakhir.
Bisakah gempa sebabkan gunung api erupsi?
USGS dalam penjelasannya menyebut dalam beberapa kasus gempa tektonik bisa memicu letusan gunung berapi.
Lembaga geologi AS itu menyatakan beberapa gempa bumi regional dengan kekuatan lebih besar dari magnitudo 6 dianggap terkait dengan letusan berikutnya atau beberapa jenis gejolak di gunung api terdekat.
"Namun, gunung berapi hanya dapat dipicu untuk meletus oleh gempa tektonik di dekatnya jika gunung berapi tersebut sudah siap untuk meletus," demikian keterangan USGS dalam laman resminya.
Lembaga tersebut menambahkan setidaknya ada dua kondisi yang harus terpenuhi agar gempa dapat memicu letusan gunung berapi.
Pertama, magma yang cukup "mudah meletus" di dalam sistem gunung berapi.
Kedua, tekanan yang signifikan di dalam wilayah penyimpanan magma.
Mirzam Abdurrachman, Ahli Vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), juga menyampaikan hal serupa.
Ia menjelaskan gempa tektonik di sekitar gunung api yang kritis, dalam hal ini yang berstatus siaga atau awas ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas seperti gempa vulkanik, keringnya mata air, peningkatan pelepasan gas maupun letusan-letusan kecil dapat mempengaruhi aktivitas gunung api.
Melansirlaman resmi ITB, dalam keadaan kritis, gas terlarut ataupun volume magma yang banyak, sangat mudah dikeluarkan jika diberi pemantik, seperti halnya gempa bumi
Ia mencontohkan peristiwa meletusnya Gunung Fuji, Jepang pada 28 Oktober tahun 1707 disebabkan oleh gempa tektonik. Menurutnya saat itu gempa besar berkekuatan 8,6 skala Richter mengguncang pantai Jepang sepanjang Nakai Megathrust, barat daya Jepang.
"Ini adalah salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Jepang yang memakan korban hingga lebih dari 5.000 jiwa. Kekuatan gempa tersebut kekuatannya baru bisa dikalahkan oleh gempa Tohoku pada 2011," jelas dia.
Infografis: Fakta-fakta Gempa Rusia M8,7 (Foto: CNN Indonesia/Agder Maulana)
(dmi/dmi)