Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau kesiapan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Kamis (20/3).
Gus Ipul berkeliling melihat ruang yang akan dijadikan ruang kelas, asrama, hingga aula. Kementerian Sosial (Kemensos) akan memulai Sekolah Rakyat melalui empat rombongan belajar (rombel) tingkat SMA pada tahun ini di Pusdiklatbangprof.
"Kita lihat situasinya, kita lihat gedung-gedungnya, semuanya cukup memadai dan tinggal melakukan renovasi di beberapa titik," kata Gus Ipul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika mendapat persetujuan Presiden Prabowo, maka lahan seluas 1,9 hektare milik Pusdiklatbangprof Margaguna direncanakan jadi model atau prototipe Sekolah Rakyat. Untuk itu, sarana dan prasarana Sekolah Rakyat Pusdiklatbangprof akan memiliki standar nasional.
"Ini (kapasitas) sampai 600 (siswa) Insya Allah cukup, dari SMA nanti dimulai. Jadi, 3 tahun itu mencukupi," katanya.
Nantinya, sarana dan prasarana di Pusdiklatbangprof masih akan disempurnakan, termasuk bagian asrama. Gus Ipul memastikan Sekolah Rakyat ini akan memenuhi 8 standar nasional sekolah yang diatur dalam dunia pendidikan, mencakup guru hingga kurikulum. Saat ini, penyusunan kurikulum masih dalam proses pendalaman oleh satuan tugas (Satgas).
"Pak Nuh sudah menyampaikan kurikulumnya plus-plus. Detailnya kita sampaikan mungkin pada April," kata Gus Ipul.
Siswa Sekolah Rakyat Pusdiklatbangprof juga akan disesuaikan dengan Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Siswa yang berdomisili dekat dengan Sekolah Rakyat akan diprioritaskan, dengan satu rombel berisi 25 siswa.
Gus Ipul mengaku, sudah membuka data bakal calon siswa di sekitar Pondok Indah. Menurutnya, ada cukup banyak keluarga miskin hingga miskin ekstrem di sekitar Pondok Indah. Skemanya, anak-anak yang masuk kategori miskin yang berada dalam desil 1 hingga desil 3 nantinya akan didata, kemudian mereka akan menjalani dites.
"Dari situ nanti kita pilih-pilih atau kita buka kesempatan, kita umumkan siapa yang ingin ikut ke sekolah. Jadi, kita tentu pilih mereka yang memang berniat betul untuk belajar ke sekolah," kata Gus Ipul.
Adapun syarat bagi siswa yang akan mendaftar Sekolah Rakyat, antara lain memenuhi tahap administrasi, tes akademik, hingga memiliki komitmen tidak putus sekolah di tengah jalan dan harus mengikuti proses sampai tuntas.
Menurut Gus Ipul, bila siswa yang akan belajar di Sekolah Rakyat telah melalui masa orientasi atau pengenalan yang direncanakan memakan waktu sekitar 6 bulan, maka saat mereka memasuki proses belajar akan sudah memiliki kesiapan mental yang sama.
"Nanti ada proses selanjutnya, ada psikolognya juga, nanti kita akan mengetahui tentang karakter dan mental. Maka itulah Presiden ingin ada semacam matrikulasi atau adaptasi, orientasi," katanya.
Gus Ipul menambahkan, Sekolah Rakyat terbuka untuk siswa penyandang disabilitas, di mana akses disabilitas di Pusdiklatbangprof Margaguna juga sudah lengkap seperti teknologi untuk para tuna rungu, meski diakuinya masih perlu disempurnakan.
Pengoperasian Sekolah Rakyat ini berasal dari APBN, serta partisipasi pihak swasta. Lebih jauh, Gus Ipul berharap agar lulusan Sekolah Rakyat dapat menjadi agen-agen perubahan untuk keluarga dan lingkungannya, sehingga berdampak luas terhadap masyarakat.
"Sekolah ini sebenarnya intinya mengajak bahwa siapapun bisa, siapapun punya kesempatan," katanya.
Fasilitas Sekolah Rakyat Pusdiklatbangprof
Pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Hasim menjelaskan bahwa Pusdiklatbangprof memiliki luas 3,9 hektare dengan seluas 2 hektare akan digunakan sebagai Sekolah Rakyat.
Saat ini, skema dasarnya terdiri dari 8 ruang kelas, 70 kamar tidur termasuk 5 kamar VIP, serta ruang pelatihan yang dapat menampung sekitar 170-an orang.
"Tetapi ketika kita manfaatkan untuk siswa, saya kira ini lebih banyak lagi. Karena dimungkinkan untuk tempat tidur yang tingkat. Jadi 2 kali lipat misalnya segitu. Itu yang sudah ready," kata Hasim.
Tak hanya fasilitas kamar tidur dan ruang kelas, Pusdiklanbangprof juga memiliki fasilitas olahraga mulai bulu tangkis, tenis, hingga voli.
"Jadi untuk yang awal yang sudah siap, kita akan gunakan Gedung B. Dengan kapasitas untuk, tadi sudah disebutkan sama Gus Ipul juga, 4 rombongan belajar. Berarti di sana sudah ada 4 kelas," lanjut Hasim.
Selanjutnya, Gedung A yang memiliki tipe bangunan sama bisa digunakan untuk ruang kelas, dan Gedung VIP bisa dialihfungsikan menjadi asrama.
"Kita juga masih punya beberapa gedung di belakang yang dimungkinkan juga untuk laboratorium, untuk kemudian juga pusat administrasi dari pendidikannya, termasuk ruang para guru," katanya.
Secara umum, Hasim menyebut bahwa sarana dan prasarana Pusdiklatbangprof Margaguna sudah siap untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat, meski masih memerlukan penataan dan adaptasi untuk kelas.
Hasim menyatakan, Sekolah Rakyat merupakan terobosan cerdas untuk penanganan dan pengentasan kemiskinan secara komprehensif. Sebab, melalui sekolah, masyarakat miskin akan mampu memutus mata rantai kemiskinan dari generasi ke generasi.
"Sehingga dengan Sekolah Rakyat ini kita berharap Indonesia Emas akan menjadi wujud nyata di usia emas Indonesia," pungkas Hasim.
(rea/rir)