CNN Indonesia
Kamis, 08 Mei 2025 14:17 WIB

Malang, CNN Indonesia --
Kembalinya Arema FC ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memunculkan harapan, sekaligus membuka duka yang tersimpan.
Itulah yang diungkapkan Sri Harini (43), warga di sekitar Stadion Kanjuruhan yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima.
Sri merupakan pedagang mi ayam di sekitar stadion mengaku senang Stadion Kanjuruhan kembali beroperasi pasca tragedi 1 Oktober 2022, dan proses renovasi hampir tiga tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tadinya lapak Sri berada jadi satu dengan bangunan stadion, terletak di bawah tribune, atau berada di sela-sela satu pintu dengan pintu lainnya.
Namun setelah Kanjuruhan direnovasi, lapak Sri dan puluhan pedagang lainnya mengalami relokasi, hingga akhirnya dipindah ke halaman belakang sisi selatan stadion.
Sri mengaku pemindahan ini begitu berdampak bagi penjualan dan omsetnya, hingga anjlok. Padahal kata dia, ada keluarga dan anak yang masih harus dibiayainya di rumah.
"Habis tragedi, pas waktu relokasi, kan di depan enggak boleh, terus dipindah ke belakang, tapi ya apa ya, omset kami hilang, pengunjung berkurang dan banyak yang enggak tahu," kata Sri.
Kini, saat Arema kembali pulang ke Kanjuruhan, Sri mengaku merasakan ada harapan yang muncul kembali. Ia berharap ekonominya dan warga sekitar kembali normal.
"Semoga ramai lagi kayak dulu, saya masih punya anak yang sekolah dan masih butuh biaya," ujarnya.
Monumen peringatan berisi nama-nama korban tragedi Kanjuruhan berdiri di area stadion markas Arema FC. (CNNIndonesia.com/Farid Rahman)
Tapi tak cuma soal harapan, Sri mengaku terkadang ia masih mengingat tragedi kelam 1 Oktober 2022 silam. Pasalnya dengan mata kepalanya sendiri dia melihat korban-korban berjatuhan.
"Saya mandang pintu 13 masih terbayang-bayang," ucapnya.
Hal yang sama juga dirasakan pedagang lainnya, Fitria (45) dan Hilma (41). Mereka juga jadi saksi kelamnya tragedi yang merenggut nyawa 135 korban.
"Kami tetap mendoakan. Waktu kejadian kan kami pas jualan, saat itu saya lihat anak-anak semaput-semaput [pingsan]," pungkas Fitria.
(frd/nva)